Selasa, 23 April 2013

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

RADIOLOGI DASAR
1.      Target Untuk Perawat
Agar Perawat dapat memberikan penjelasan kepada pasien yang akan memperoleh pelayanan radiologi melakukan tindakan  keperawatan , dan berinteraksi dalam lingkungan kerja/RS .
Untuk itu perawat perlu Mengetahui :
-          Fungsi dan Kedudukan Radiologi
-          Jenis-jenis tindakan Radiologi 
-          Persiapan dan penanganan Pasien Pasca tindakan radiologi tertentu
-          Mengetahui kriteria foto/radiografi yang baik
2.      Defenisi
Radio = Sinar, Pancaran/paparan
Logos = Ilmu
Dibagi 2 :
    1. Diagnosa  (Radiodiagnostik)
    2. Terapi (Radioterapi)
Radio diagnostik diperluas menjadi Medical Imaging Karena kemajuan teknologi dan sumber
pencitraan
3.      Medical Imaging / Radiodiagnostik
    Bertujuan untuk diagnosa baik yang bersifat patologis maupun non-patologis
-          Sinar – X : Foto sinar-X/Rontgen, CT-Scan
-          Gelombang Suara : Ultra sonografi (USG)
-          Proton Tubuh + Medan Magnet : MRI
-          Radioisotop : Kedokteran Nuklir
4.      Radioterapi
Mengunakan Radioaktif atu sinar-X berenergi Tinggi
Tujuan :
1)      Primer                          : Memusnahkan sel-sel ganas (tumor)
2)      Kombinasi                   : Saling melengkapi : Bedah / Kemoterapi
3)      Paliatif (meringankan) : tidak untuk tujuan penyembuhan lagi tapi sekadar Meredakan nyeri, menghilangkan bau dll.

TERMINOLOGI
A.     Posisi pemotretan
       Antero-Posterior (AP) / Frontal= Sinar-X masuk dari bagian depan tubuh menembus keluar pada bagian belakang tubuh
       Postero-Anterior = Kebalikan dari AP
       Oblik : objek membentuk sudut 45 derajat ;
       RAO = Right Antero Oblik = Menyudut 45 derajat dengan Sisi kanan  depan objek menempel pada film.
LAO, RPO, LPO
       Lateral = Menyamping
       Lateral Dekubitus = Tidur menyamping ; LLD (left Lateral Decubitus) dan RLD (right lateral Decubitus).
       Infero-Superior= Sinar-X dari sisi atas ke sisi bawah
B.     Dasar Citra/Gambar
-          Sinar X
Description: 1




C.     JENIS IRISAN (SLICE TYPES)
1.      Potongan axial : Potongan Melintang yang membelah sumbu memanjang objek
2.      Potongan sagital : Potongan Dari depan ke belakang (// sutura  sagital) menghasilkan penampang lateral objek
3.      Potongan koronal : Potongan dari arah sisi samping (// sutura  Coronaria) menghasilkan penampang objek dari sisi anterior/posterior
D.     Densitas
       Derajat Kehitaman/Tingkat keterangan (brighness) pada suatu area gambar
       Perbedaan 2 densitas  disebut Kontras
Jenis Densitas :
       Hiperadiopak   = Sangat Putih / Sangat terang
       Radioopak       = Putih / Terang
       Intermediate     = Pertengahan (abu-abu)
       Radiolusen       = Hitam / Gelap
       Hiperadiolusen = Sangat Jitam / Sangat Gelap
E.      Diagnosis area
       Cold area         = Kurang Instensitas sinar-X/Sinar Gamma/ Panas
       Hot Area          = Kuat Instensitas sinar-X/Sinar Gamma/ Panas
       Area Hiperdens = Padat / Putih / Terang
       Hipodens         = Suram/gelap



RADIOLOGI TORAX
A.     Foto torax
       Melihat Paru-paru, Costa, bentuk dan ukuran jantung, bahu serta jaringan lunak thorax
       Ciri khas umum Foto thorax untuk membedakan kiri dana kanan :
1.      Jantung cenderung ke kiri
2.      Arcus Aorta di sisi kiri atas
3.      Diafragma kanan lebih tinggi dari kiri
4.      Fundus Gastericus dibagian bawah diafragma kiri
       Syarat-syarat foto thorax yang baik :
1.      Full Inspirasi
2.      Simetris
3.      Representatif
4.      Tidak Overlap
5.      Kondisi foto baik
FOTO THORAX PADA PENYAKIT KARDIOVASKULAR
Istilah-istilah
Description: Normal PA CXR with Right Heart Structures LabelledDescription: Normal PA CXR with Left Heart Structures Labelled

SVC: superior vena cava;
PA: pulmonary arteries, 
RA: right atrium;
RV: right ventricle;
IVC: inferior vena cava


Ao: Aorta, ,
Lau: auricle of the left atrium, which itself sits posteriorly at the base of the heart.
PV: Vena pulmonary converging on the left atrium.
LV: left ventricle

CTI (Cardio Thorasic Index) / CTR (cardio Thorasic Ratio
CTR = (a + b) / c = 50 %
Foto lateral
Foto Lateral berguna untuk menilai bentuk dada pakah yang bersangkutan memiliki dada yang gepeng. Dada gepeng menjadikan ruang untuk jantung menjadi sempit, sehingga jantung melebar ke samping seolah menjadi besar. Selain itu jika sternum melengkung kerah dalam akan menekan jantung ke samping dan memberi kesan pula jantung memebesar
PEMERIKSAAN  ABDOMEN
A.     Foto BNO (Bier Nier Overzich)
       Foto Polos Perut yang memerlukan persiapan sebelum pemotretan
       Tujuan Persiapan : Untuk Mengosongkan usus besar dari fecal mass dan udara
       Cara Persiapan :
1.      Pasien Rawat Jalan :
-          2 hari sebelum pemotretan diet makanan tanpa serat
-          12 jam sebelum pemeriksaan minum obat pencahar   (Garam Inggris 30 gram)
-          6-8 jam sebelum pemeriksaan puasa
-          2-3 Jam sebelum pemeriksaan memasukkan dulcolax supp ke lubang  anus
2.       Pasien Rawat Inap
-          2 hari sebelum pemotretan diet makanan  tanpa serat
-          12 jam sebelum pemeriksaan minum obat  pencahar    (Garam Inggris 30 gram)
-          6-8 jam sebelum pemeriksaan puasa
-          2-3 Jam sebelum pemeriksaan Pasien di klisma
B.     Foto Cyto Abdomen
-          Abdomen Akut : Suatu keadaan mendadak di dalam rongga abdomen yang memerlukan tindakan segera.
-          Foto cyto abdomen terdiri dari  3 posisi rutin :
1)      AP supine
2)      Erek (tegak)Left lateral decubitus (LLD)
-          Untuk diagnosa abdomen akut FotoThorax Erect juga amat berguna
The Erect Chest
n  Best for free air
n  To evaluate for intrathoracic abnormalities presenting with abdominal complaints, especially pneumonia (more common in kids)
Supine Abdomen
n  Best for abdominal detail: Organs, bones and joints, calcifications, fat and gas pattern
Erect Abdomen
n  For air-fluid levels and little else
Left Lateral Decubitus Abdomen
n  Substitute for erect chest (free air) and erect abdomen (air-fluid levels) in a patient unable to sit or stand
Penyebab
n  Peradangan mendadak salah satu organ intra-abdominal
n  Perforasi
n  Perdarahan intra-abdominal
n  Ileus (obstruktif atau paralitik)
n  Corpus alienum
Target
-          Batu Radiopak, kalsifikasi atau benda asing yang radiopak
-          Garis Psoas
-          Udara bebas (free air)
-          Cairan (di dalam / luar usus : Air Fluid Level)
-          Gambaran Udara Usus :

   1. Pelebaran lambung dan usus
   2. Penyebaran dari usus yang melebar
   3. Keadaan dinding usus
   4. Jarak 2 dinding usus yang berdampingan

The Normal Abdominal Series
-          Chest
-          Supine abdomen
-          Erect abdomen
-          Left lateral decubitus abdomen

RADIOLOGI MUSKULOSKELETAL
Kenapa radiologi tulang dilakukan
  • Melihat / memastikan fraktur (Lokasi, jenis fraktur ) atau dislokasi sendi
  • Perencanaan bedah dan panaksiran hasil bedah
  • Follow up pasca tindakan/terapi
  • Memonitor   progresitivitas  arthritis maupun penyakit tulang dan sendi lain
  • Deteksi dan diagnosa bone cancer.
Pendahuluan
Pemeriksaan Rontgen” Tulang memberi informasi :
  1. Lesi tulang & jaringan Lunak sekitarnya
  2. Adanya fraktur/ancaman fraktur patologis
  3. Asal/Sifat suatu lesi(jinak/ganas)
  4. Sebagai guide untuk biopsi
  5. Follow Up perjalanan penyakit
Anatomi radiologi : BUKU MESCHAN I :

1.   Articular cartilage
2.   Subarticular of epiphyse
3.   Epiphysis
4.   Epiphyseal line
5.   Metaphysis
6.   Diaphysis

KELAINAN TULANG DAN SENDI
  1. ANOMALI PERKEMBANGAN/KONGENITAL
  2. INFEKSI
  3. TRAUMA & FRAKTUR
  4. PENYAKIT DEFISIENSI TULANG
  5. PENYAKIT DISPLASIA TULANG
  6. TUMOR TULANG
  7. AVASCULAR NEKROSIS/ASEPTIK NEKROSIS
  8. PENYAKIT DEGENERATIF SENDI/METABOLIK
1.      TRAUMA & FRAKTUR

a.       Trauma dapat bersifat
-          Ringan : Hematoma è kadang pd foto tulang tidak terlihat
Berat ; subluksasi, dislokasi disertai fraktur
-          Eksternal : tabrakan, jatuh
-          Internal : kontraksi otot yg kuat & mendadak, mis : epilepsi, tetanus & renjatan listrik
b.      Fraktur
-          adalah rusaknya kontinuitas tulang, kartilago atau keduanya  & disertai kerusakan jaringan.lunak
-          fraktur dapat terbuka atau tertutup
Evaluasi foto
1.      Diagnostik è segera setelah terjadi trauma
2.      Post reposisi
3.      1-2 minggu è apakah kedudukan berubah/tidak
4.      6-8 minggu è callus forming
5.      Setiap perubahan / pergantian traksi
6.      Menjelang keluar RS
Komplikasi Fraktur
1.      Osteomyelitis
2.      Non Union (neoarthrosis)
3.      Bone artrophy
4.      Bone formation in muscle è myositis ossificans
5.      Deformitas berat
Beberapa tipe fraktur
Transversal            Description: IMAGE003    oblik    Description: IMAGE003        kominutifDescription: IMAGE003
Fraktur radius bagian distal
a.       Fraktur Colles
fr.radius bagian distal (sampai 1 mm dibagian distal) dengan angulasi ke posterior, dislokasi ke posterior dan deviasi fragmen distal ke radial
b.      Fraktur Smith
      Fr.radius bagian distal dengan angulasi atau dislokasi fragmen distal ke volar
Fraktur radius dan ulna
a.       Fr.Monteggia
fr.ulna bagian proximal dengan dislokasi kaput radii
b.      Fr.Galeazzi
fr.radius bagian distal dengan dislokasi ulna bagian distal
Fraktur Patologis
1.      Fr.trauma berat
2.      Fr.Spontan/patologis, mis:
          - tumor tlg : ( primer, sekunder)
          - infeksi: ( osteomielitis)                             
3.      Fr.stress :
      oleh trauma ringan &  terus menerus
      mis : fr.march à metacarpal
                       fr.tibia à Penari Ballet      
                       fr. Fibula à pelari jarak jauh                        
Lain-lain
 - Fr.bentuk T, V, atau Y
 - Fr. Impacted
 - Fr.longitudinal
2.      PENYAKIT DEFISIENSI TULANG
A.     Rickets (Hipovitaminosis D)
1.      Kelainan tulang akibat defisiensi vit D,kerusakan ginjal, kerusakan absorbsi mineral (usus)
2.      Rontgen
a.       Pembesaran chondrocostal junction (rachitis rosary)
b.      Cupping metafise (tarikan otot-otot & ligamentum)
c.       Bowing tulang2 panjang
d.      Kadang2 Greenstick fraktur
e.       Kalsifikasi subperiosteal
f.       Tepi ala ossis ilii (irreguler)
g.       Dens metaphysial line yang normal  menghilang (irreguler+frayed)
h.      Kepala: Fontanella + sutura ( masih terbuka)
i.        Osteoporosis
B.     Scurvy (hipovitaminosis C)
1.      Akibat defisiensi Vit C terjadi kegagalan pembentukan jaringan Intraseluler termasuk tulang, kartilago & endotel
2.      Pembentukan tulang terhambat, sedangkan reabsorbsi tetap terjadi (osteoporosis)
3.      Rontgen :
1.      Osteoporosis general
2.      Ground Glass Appearance
3.      Cortex tipis
4.      Metafise lebar (cupping)
5.      Pelkens sign àmarginal spur formation
6.      Wimberger’s sign à marginal ring calcification pada pusat2 osifikasi di epifise
7.      Subperiosteal hematoma è mengalami kalsifikasi è subperiosteal bone

3.      TUMOR TULANG
Dapat benigna/maligna serta bisa primer/ Sekunder (metastase) : Untuk membedakan maligna atau tidak :
1.      Umur penderita
2.      Lamanya gejala2 nyeri & pembengkakan serta kecepatan pembesaran
3.      Besar kecilnya tumor
4.      Jumlah lesi (mono/polistatik)
5.      Lokalisasi dalam tulang
6.      Densitas : osteolitik, osteosklerotik & campuran
7.      Struktur tumor : tepinya, destruksi: sentral/ tepi, bentuk reaksi periosteal, kontinuitas cortex
8.      Bentuk tulang keseluruhan : bengkok, ada fraktur

1.      0 -  5  thn         : neuroblastoma
2.      5   - 20 thn                   : ewing tumor
3.      10 - 25 thn                   : osteosarcoma
4.      20 - 40 thn                   : giant cell tumor
5.      20 - 70 thn                   : lipoma
6.      30 - 45 thn                   : fibrosarkoma
7.      30 - 50 thn                   : periosteal sarcoma
8.      30 - 60 thn                   : chondrosarcoma
9.      30 - 70 thn                   : hemangioma
10.  40 - 80 thn                   : metastase, Multipel Mieloma
3 Hal penting lesi pada tulang
      * infeksi/neoplasma
      * benigna/maligna
      *primer/sekunder
Klasifikasi tumor tulang :
A.     Dari jaringan Skeletal
1.      Jaringan tulang:
a.       Jinak: bone island, osteoma, osteoid      osteoma,   osteoblastoma
b.      Ganas ; Osteosarkoma, periosteal sarcoma
2.      Kartilago :
a.       Jinak        :Khondroma,Khondroblastoma,          Khondromixoid Fibroma
b.      Ganas ( Khondrosarcoma )
3.      Jaringan Fibrosa :
a.       Jinak        : Fibrosa, Brown Tumor
b.      Ganas       : Fibrosarkoma
4.      Giant Cell ( Giant Cell Tumor )
a.       Jinak        : GCT,ABC {Aneurysma Bone Cyste}
b.      Ganas       : Giant Cell Tumor Maligna

B.     Dari Jaringan Lain Dalam Tulang :
1.      Pembuluh Darah : Hemangioma,Glomus, Tumor,Hemagio Sarcoma
2.      Saraf : Neurofibroma,Neuroblastoma, Neurofibrosarcoma
3.      Lemak : Lipoma,Liposarcoma
4.      Natokord : Chordoma
5.      Epitel : Dermoid, Adamantinoma
6.      Limfoid/Hemopoetik ; Limfoma, Leukimia,  Plasmositoma,Multipel Mieloma
C.     Dari Sendi à Sinovioma
D.     Tidak Diketahui :
a.       Jinak    : Solitary Bone Cyst
b.      Ganas  : Ewing Tumor
Tumor Jinak :
1.      Bone Island ( Enostosis )
Ro :
-          Soliter/ Multiple
-          Terletak di Medulla ( Selalu )
-          Densitas Homogen
-          Tepi dapat Irreguler à Terjadi   Spikula ke cavum Meduller
2.      Osteoma
Ro :           
-          Dapat di Kepala, Sinus Paranasalis
-          Ukuran ± 2.5 Cm
-          Densitas Tinggi, Tegas, Tepi Rata & Homogen
3.      Osteoid Osteoma
Pria : Wanita = 3 : 1. Dekade 2 / 3
Predileksi : Diafise Tulang Panjang (50% Femur Bagian   Proksimal ). Tibia Skull à Jarang
Ro :
-          Area Radiolusen Oval/Bulat à Tepi Sklerotik
-          Densitas Tinggi dan Diameter ± 2.5 Cm
4.      Osteochondroma
Pertumbuhan keluar dari tulang  berasal dari cortex  diafise tulang panjang menjauhi sendi
Ro :
-          Tipe pedunculated (khas tonjolan tulang dari cortexà dengan gambaran dari trabekula lesi masuk  dalam  medulla melalui defek dari cortex )
-          Kalsifikasi dalam lesi
-          Ukuran ± 8-10 cm à arah menjauhi sendi
-          Pada pelvis dan scapula à gambaran irreguler    dengan densitas tinggi à memberi gambaran Bunga Kol
5.      Giant Cell Tumor (Osteoclastoma)
Usia 20 – 40 thn. Amat jarang terjadi sebelum maturitas tulang. Kadang2 multifokal pada tangan. Lesi soliter, predileksi di lutut, ujung distal radius, kadang-kadang  pada sacrum, pelvis & vertebra.
Ro :
-           Zone radiolusen, khas terletak tepat pada cortex dibawah sendi
-           Letak eksentris pada ujung tulang panjang
-          Tidak ada kalsifikasi / occifikasi kecuali setelah terjadi fraktur patologis
-          Gambaran khas : trabekulasi,berbentuk “Soap Bubble App”→40% kasus
-          Tepi Osteolitik
-          Batas lesi tidak tegas, reaksi tulang negatif
-          Cortex menipis dan ekspansi
-          Lesi dapat ekspansi ke jaringan lunak, tanpa kalsifikasi
-          Angiografi à hypervascular, dengan banyak pembuluh darah & shunting arteriovenosa
-          DD : Aneurysmal Bone cyst, chondroblastoma,Fibrous Dysplasia 
6.      Aneurysmal Bone Cyst
Etiologi tidak diketahui. Kadang2 terjadi sesudah fraktur.             Terjadi pd anak2  dengan predileksi  pada tulang panjang. Pada vertebra è umur 10-20 thn, terutama pada arcus neuralis, jarang pada corpus, kebanyakan beberapa vertebra kena.
Ro :
-          Area reabsorbsi tulang yang khas dengan ekspansi  tulang
-          Ukuran lesi bervariasi 2-20 cm
-          Cortex menipis & ekspansi
-          Tepi endosteal berbatas tegas dengan cortex
-          “Soap Bubble Appearance”
-          Terdapat zona transisi antara lesi dengan medulla, kadang2 dengan sedikit sklerosis. Sering mirip dengan osteoclastoma. Kadang2 tepi scalloped atau irreguler, tepi sklerotik
-          Angiografi è mirip Osteoclastoma
DD : Osteoclastoma /Giant Cell Tumor
Tumor ganas
1.      Osteosarcoma
·         menurut letak (sentral,perifer)
·         menurut lesi (osteolitik,osteosklerotik, campuran)
·         Pria > wanita
Ro :
-          Predileksi : distal femur, jarang tibia, sternum, costa, kepala
-          Letak lesi : metafise / diafise
-          50% sklerotik, dapat osteolitik, campuran (tepi tidak teratur)
-          Reaksi periosteal è gambaran “sunburst”/”Sun Ray”
-          Khas lain : destruksi cortex & invasi ke jaringan lunak
-          Soft tissue swelling
-          Codman Triangle
2.      Fibrosarcoma
5 % tumor skeletal.            Low grade pain è ± 1 thn . Sering di medulla.            Metafise . 80% sekitar lutut
Ro :
-          Khas osteolitik
-          Di medulla (khas area radiolusen irreguler)
-          Ekspansi  cortex
-          Soft tissue swelling (ok perluasan jaringan lunak)
-          Tidak ada/ jarang ada reaksi periosteal

3.      Khondrosarcoma
Umur         : 30 –70 thn
Predileksi   : Pelvis, costa, proximal femur
Ro              :
-          destruksi korteks lokal, batas tidak tegas
-           batas jaringan sehat & lesi tidak dapat dibedakan
-           sentral tumor à kalsifikasi tidak teratur
-           erosi endosteal, scalloping
-           “pop-corn” appearance
-           Reaksi Periosteal à Lamellar
4.      Ewing Tumor
Asal dari medulla. Umur 5 – 20 thn
Predileksi   : tulang2 panjang
Ro              :
-          Reaksi periosteal berlapis-lapis (Onion Skin Appearance)
-          Segitiga Codman
-          Sklerotik kadang2 & sebagai garis longitudinal
-          Destruksi tulang
-          Soft tissue swelling
5.       Sinovioma
70% ekstremitas inferior à lutut.  Kurang  30 thn . Amat ganas à cepat metastase ke KGB
Ro :
-          Massa jaringan lunak sekitar sendi
-          Banyak kalsifikasi
-          destruksi tulang irreguler dekat sendi
-          Penebalan sinovia & erosi perlekatan kapsula
6.       MM (Multiple Mieloma)
Tumor primer ganas sumsum tulang
Ro :
-          Osteoporosis à cortex menipis
-          Osteolitik
-          Punch out lesion à multiple, bulat, tegas, intak,  ukuran bervariasi
-          Tepi dlm kortex à scalloping
-          Kadang2 lesi ekspansif & memberi gbr “soap bubble” DD : metastasis
7.       Metastasis
Dapat osteolitik, osteoblastik. Batas tidak tegas. Tepi irreguler & kadang2 tepi sklerotik. Predisposisi metastase urutan terbanyak :
Ø  Vertebra,  iga & sternum,  tengkorak & pelvis,   tulang2 lain

4.      PENYAKIT DEGENERATIF SENDI/METABOLIK
A.     SPONDYLOSIS / SPONDYLOARTHROSIS
Osteo Arthritis dari Spine
Rontgen :
-          Spur formation / osteophyte à
·         Anterior
·         Posterior
·         Lateral
-          Dapat terjadi bridging à bamboo spine
-          Marginal sclerosis dari corpus vertebra
-          Spur dapat menjulang kedalam (foramen Intervertebralis à paling sering cervical (C5,C6,C7) à ggn  neurologis
Ro :
-          Khas osteolitik
-          Di medulla (khas area radiolusen irreguler)
-          Ekspansi  cortex
-          Soft tissue swelling (ok perluasan jaringan lunak)
-          Tidak ada/ jarang ada reaksi periosteal
B.     OSTEOARTHRITIS (OA)
-          Osteoarthrosis à degeneratif joint disease
-          Predileksi à mulai pada lutut
-          Wanita > pria
Rontgen (jari2) paling sering distal interphalangeal joint
-          Selalu sendi menyempit
-          Permukaan sendi irreguler
-          Herbendens Nodes pada aspect dorsal dari basis phalang distal à spurformation
-          Subchondral cyst like defect
Ro (Lutut) :
-          Spur aspek posterior patella
-          Spur formation : condylus tibia proximal,femur distal, eminentia intercondyloidea tibia
-          Sendi menyempit à aspek medial (DD.Rheumatoid  : menyeluruh sendi)
C.     PSORIATIC ARTHRITIS
-          Destruksi Predominant mengenai à distal
-          interphalangeal joint (seperti OA)
-          Terjadi ankylosing pada interphalangeal joint DD.
-          Rheumatoid pada interphalangeal joint
-          Ruang sendi lebar à permukaan jelas
-          Destruksi artritis pada interphalangeal joint dari ibu jari kaki
-          Osteoporosis Ringan
-          Kaki lebih jelas menunjukkan psoriatic arthritis
-          Mineralisasi tulang tidak terganggu
D.     ANKYLOSING SPONDYLITIS
Marie strumpells/von bechterews/rhematoid spondylitis wanita = pria à biasa pada orang muda Rontgen :
·         Sacro-iIiac Joint kabur (SI) à melebar à menyempit à   sklerosing/ankylosing (bilateral)
·         Mulai selalu di SI Joint
·         Squaring anterior corpus vertebrae
·         Osteoporosis umum
·         Kalsifikasi ligamentum + paraspinal soft tissue
·         Bamboospine
·         Destruksi discus
·         Syndesmophyte formation
E.      RHEUMATOID ARTHRITIS
-          Wanita > pria
-          Multiple & Symetris
-          Paling sering terkena : proksimal interphalangeal joint,metacarpophalangeal joint,wrist joint     (radiocarpal), à tidak semua joint bisa terkena.
Rontgen :
·         Periartikular soft tissue swelling à bentuk fusiform (spindle sharped)
·         Osteoporosis daerah periarticular
·         Celah sendi menyempit à destruksi rawan sendi
·         Marginal erotion juxta articular à arthritis mutilans
·         Ankylosing tulang + subluxatio
·         Ulnar deviation dari jari2 à Akibat subluxatio    ( flexi extensi → swan neck Appearance )
F.      GOUT
Pria > Wanita Lebih 40 thn
Rontgen :
·         Perubahan Rontgen à baru terlihat pada serangan berulang2
·         Pada umumnya à hanya mengenai “satu joint” metacarphalangeal joint (tetapi sendi lain tangan & kaki bisa kena)
·         Deposit Na. urat à tidak radioopak (tidak terlihat, hanya terlihat periartikuler & joint swelling
·         Osteolitik juxta artikular à kecil/besar batas tegas
·         Ada subartikuler cystic area à tepi sklerotik à Over hanging edge,D±0,3-3 cm atau disebut PUNCHED OUT
·         Bila ada deposit Ca pada tophi à tophi terlihat
·         Sendi sempit
·         Osteoporosis kurang
FOTO KEPALA
Informasi/kelainan2 dapat :
-          Fraktur
-          Infeksi
-          Tumor : - primer dan sekunder
-          Sinus paranasalis  Kongenital
Tanda2 peningkatan tekanan intra kranial :
ü  Sutura melebar
ü  Impressiones digitatae
ü  Destruksi sella

MEDIA KONTRAS
-          Media kontras è suatu bahan yg sehingga dapat dibedakan dengan sekitarnya.
-          Kontras berarti perbedaan densitas.
-          Diberikan pada pemeriksaan dengan Sinar-X (Radiografi, CT-Scan, Kateterisasi jantung/Angiografi) maupun MRI
-          Contoh : saluran pencernaan, rongga tubuh, saluran kemih/empedu, tuba falopii, pembuluh darah, tumor, limpa, kelenjar, sumsum tulang,dll
MEDIA KONTRAS RADIOGRAFI
I.            KRITERIA MEDIA KONTRAS :
  1. Mengandung unsur dgn no.atom yg relatif tinggi/rendah, shg dpt memberi perbedaan densitas optimal untuk keperluan diagnostik.
  2. Bila disuntikkan atau diminum, toksisitasnya terhadap jaringan hrs rendah atau tidak toksis sama sekali.
II.            PENGGOLONGAN MEDIA KONTRAS
Secara garis besar media kontras terbagi  dua yaitu :
1.      Media kontras positif
-          Media kontras yaitu bahan kontras yg membuat organ/jaringan yang diperiksa akan menahan sinar-X lebih besar dari jaringan disekitarnya.
-          Semua Unsur logam. Namun unsur logam yang memenuhi syarat hanyalah unsur iodium dan
2.      Media kontras negatif
-          Media kontras yaitu bahan kontras yg membuat organ/jaringan yang diperiksa akan menahan sinar-X lebih sedikit dari jaringan disekitarnya.
-          Semua Unsur gas
Contoh : udara, oksigen, helium, CO2, nitrat dioksida dan nitrogen.
Namun yang aman dan murah adalah UDARA

PENGGUNAAN MEDIA KONTRAS DALAM PEMERIKSAAN SINAR-X UMUMNYA ADALAH BAHAN KONTRAS POSITIF DALAM BENTUK SEDIAAN FARMASI
METODE PEMBERIAN MEDIA KONTRAS
1.      Injeksi langsung
2.      Ditelan (ingested)
3.      Menggunakan kateter
MEDIA KONTRAS POSITIF
1.      Media kontras Ionik :
-          Larut dalam air menjadi partikel2 bermuatan listrik disebut ion.
-          Ion positif berupa ion Natrium.
-          Ion negatif berupa derivat benzena dengan 3 atom iodium dan karboksil bermuatan negatif.
Terbagi 2 yaitu monomer dan dimer.
Kerugian media kontras ionik adalah tekanan osmotik yg sangat tinggi kurang lebih 8 x  tekanan osmotik fisiologis cairan tubuh. (300 mOsm/kg air).
2.      Media Kontras Nonionik :
-          Bersifat netral seperti molekul air.
-          Senyawa media kontras Nonionik             seperti Iopamidol, iohexol, yang dipakai akhir-akhir ini rationya 3 : 1 sehingga tekanan osmotiknya lebih rendah.
Juga terbagi 2 yaitu monomer dan dimer.
Contoh Media Kontras Ionik
-          Amidotrizoate (ditrizoate)èmonomer.
o   Contoh : Angiografin, Hypaque, Urografin, Urovison.
-          Iothalamate è monomer.
o   Contoh : Conray, Vasobrix, Telebrix
-          Metrizoate è monomer.
o   Contoh : Triosil, Isopaque.
-          Ioxaglate è dimer.
o   Contoh : Hexabrix
EFEK SAMPING BAHAN KONTRAS
Prosedur-prosedur tertentu bersifat INVASIVE SELALU MINTA PADA PASIEN  RIWAYAT DAN PERSETUJUAN SEBELUM MEMULAI ATAU MEMBERIKAN  MEDIA KONTRAS
INFORMED CONSENT
Bentuk persetujuan
ASPEK YANG HARUS TERPENUHI :
-          PENJELASAN
-          PENGERTIAN
-          PERSETUJAUAN
BLOOD WORK
LAB TESTS  : Fungsi Gimjal
-                       WATCH THE UPPER LIMITS
-          BUN = BLOOD UREA NITROGEN
-          Merrills pg 214  range is 8 to 25
§  pg 242  range is 10 - 20 
-          always check with RAD when level above 20
-          CREATININE  levels range:
-            pg 214  (0.6 - 1.5)   pg 242 (0.05 - 1.2)
-          always check with RAD when level above 1.2 
-          Indicates function of kidneys 
-          Diseases / dehydration / kidney failure
EFEK SAMPING MEDIA KONTRAS

·         Angka terjadinya efek samping umumnya berkisar 1-12%
·         Tidak dapat diprediksi dengan menggunakan skin test
·         Physicochemical yang berhubungan dengan efek samping :
-          Efek arus listrik
-          Hiperosmolaritas
-          Chemotoksisitas

·         Pada Ginjal
·         Non Ginjal
TOKSISITAS MEDIA KONTRAS
Toksisitas media kontras berhubungan dgn :
1.      Kemotoksisitas
-          Tergantung efeknya pd protein ruang ekstraseluler dan atau dlm membran sel, organ sel, dan enzim intraseluler.
-          Ion karboksil dlm kontras ionik è neurotoksisitasnya tinggi dlm subarachnoid, shg media ini tdk digunakan dlm mielografi.
-          Rx ini berhubungan dgn hidro/lipofilitas, ikatan protein dan pelepasan histamin.
2.      Osmotoksisitas
-          Akibat hipertonitasècairan keluar dari eritrosit, sel endotelial dan struktur lainnya.
-          Hal ini menyebabkan rasa nyeri pada arteriografi, dilatasi pembuluh darah, penurunan tekanan darah, dan perubahan viskositas darah.
3.      Ketidakseimbangan ion
    1. Bila kontras masuk dlm darahè ion yang berbeda-beda dgn konsentrasi terlalu tinggi atau terlalu rendah dpt menyebabkan efek samping.
    2. Fibrilasi ventrikel dpt terjadi pada arteriografi koroner, jg dpt mempengaruhi plasma protein.
4.      Viskositas
-          Media kontras nonionik monomer lebih rendah viskositasnya dibanding dengan nonionik dimer.
-          Tekanan dan temperatur berpengaruh thd viskositas.
-          Sebaiknya kontras digunakan pada suhu 370C atau memakai pompa injeksi mekanis untuk pemeriksaan angiografi.
Beberapa pendapat bahwa terjadinya  reaksi  akibat penggunaan media kontras disebabkan oleh :
1.      Kecemasan
2.      Pelepasan histamin dan serotonin
3.      Formasi antigen-antibodi
4.      Aktivasi komplemen dan sistem koagulasi
Resiko meningkat
-          Alergi, terutama terhadap makanan
-          Asma
-          Ada riwayat efek samping pada penggunaan media kontras
Mencegah efek samping pada ginjal
Ø  Hidrasi
-          Oral 500 ml sebelum prosedur, 2,500 ml dalam 24 jam setelah prosedur
-          IV, saline 0,9 %; dengan kecepatan 100 ml/          jam à 4 jam sebelum prosedur – 24 jam        setelah prosedur
Ø  Premedikasi :
-          Kortikosteroid 
-          Antihistamin H1
·         Prednisone 50 mg po, 13, 7, 1 jam sebelum prosedur   + diphenhydramine 50 mg, 1 jam sebelum prosedur
·         Methyl prednisone 32 mg po, 12 dan 2 jam sebelum prosedur
-          Hydrocortisone 200 mg IV, 13,7& 1 jam +
              diphenhyramine 50 mg IM, 1 jam sebelum prosedur

SKIN TEST
Ø  Insidensi ADR pada pasien skin test (-) = populasi umum
Ø  Skin Test (+) pada 375 orang :
-          20,3% tidak terjadi ADR sama sekali
-          55,7% ADR ringan   à tidak perlu obat
-          23,2% ADR sedang à dapat ditangani selama            masih dimeja radiografi
-          0,8% ADR berat
Ø  Kesimpulan à Skin Test Tidak Akurat

Reaksi-Reaksi Anafilaktif
urticaria dan gatal-gatal, sampai bronchospasma dan edema facial dan laryngeal.
Nefropati
-          Adalah gangguan fungsi ginjal à 3 hari stlh pemberian intravaskuler CM à tanpa ada penyebab lain dapat ditimbulkan baik oleh peningkatan kreatinin darah lebih besar dari 25% atau peningkatan mutlak kreatinin darah yang mencapai 0,5 mg/dL.
-          Ada tiga faktor yang terkait dengan meningkatnya risiko nefropati yang dipengaruhi oleh medium kontras, yaitu: gangguan ginjal sebelumnya (seperti penurunan kadar kreatinin < 60 mL/menit (1.00 mL/detik), diabetes yang telah ada sebelumnya, dan volume intravascular yang berkurang (McCullough, 1997); Scanlon dkk., 1999).
-          Osmolalitas bahan kontras diyakini sangat berperan dalam nefropati
CIN (Contrast Media Induced Nephropathy)
-          Penanda à kadar kreatinin serum (SCr) naik:
·         >25% dari baseline
·         44 µmol/l (0,5 mg /dl) dalam 48 – 72 jam pasca pemberian.
-          Karena viskositas
eGFR  (new test) estimated Glomerolus-Filtrate Rate
GFR<60 ml/mnt/1,73 m2
“eGFR (ml/mnt/1,73m3) = 1,866 (SCr)-1,154 x (Usia)-0,203 x (0,742 bila wanita) x (1,210 bila berkulit hitam)”
Untuk meminimalisir risiko terjadinya nefropati :
-          Dosis media kontras harus diupayakan serendah mungkin, meski masih mampu ditambahkan untuk melakukan pemeriksaan .
-          Bahan  kontras bersifat non ionic
-          Media kontras yang nonionic dan iso-osmolar.
-          Hydrasi cairan intravenous dengan larutan garam.
-          Hidrasi fluida intravenous dengan larutan garam ditambah sodium bikarbonat.
-          N-asetilcystein (NAC). NAC, 600 mg secara oral dua kali sehari, pada hari sebelum selama prosedur jika pelepasan kreatinin diperkirakan lebih kecil dari 60 mL/menit (1,00 mL/detik).
Reaksi kemotoksi
-          Pasien yang memiliki kelainan pada kelenjar gondok sering mengalami reaksi kemotoksik setelah menjalani pemeriksaan dengan bahan kontras
-          Disebabkan Kenaikan intake iodida
III.            PENATALAKSANAAN TERHADAP REAKSI MEDIA KONTRAS
Dapat diberikan secara subkutan, intramuskuler, atau intravena.
-          Reaksi alergi akut :
urtikaria, edema, sakit kepala, mual, muntah, nyeri perut (diare), asthma-rhino-conjunctivitis.
Th/ :    -Epinefrin 0,5 mg sc (1 mg/ml)
                   -Oksigen 2-6 L/mnt
                   -Difenhidramin 50 mg im.
-          Reaksi anafilaktis :
takikardi, tekanan darah tidak teratur,           kulit pucat.
Th/ :     -Epinefrin 0,3-0,5 mg iv (0,1mg/ml)
                    -Oksigen 2-6 L/mnt
-          Anafilaktik syok :
gelisah, status asmatikus, respiratory            arrest, circulatory collapse, cardiac arrest.
Th/ :     -Epinefrin 0,3-1,0 mg iv (0,1mg/ml)
                    -Oksigen 2-6 L/mnt
                    -Hidrokortison 250 mg iv
                    -Ventilasi dan intubasi yang baik
                    -Infus NaCl.
JENIS TINDAKAN DIAGNOSTIK
1.      Tractus Digestivus
Umumnya menggunakan bahan kontras barium (encer-Padat)
  Osefagus : Osefagografi à Via oral
  Lambung dan Duodenum : MD foto (Maag-Duodenum) à Via oral
  Usus Halus  : Follow Through à via oral
  Usus Besar : Colon in Loop (Butuh BNO)à Via Anus
Teknik Pemotretan :
Pasien Berdiri, Supine  dan Prone  dengan posisi : AP,PA, lateral, dan LPO (untuk pasien Supine) dan RAO
2.      Tractus Urinarius
·         BNO-IVP; Intra Venous Pieolgrafi ( Butuh BNO) : Menggunakan Bahan Kontras Secara IV
1.      Untuk melihat fungsi ginjal
2.      Melihat Pelvi-caliseal system
3.      Melihat ureter
4.      Melihat Kantung kemih
       Uretrosistografi : Menggunakan bahan kontras via uretra
       Sistografi : Melihat Kantung Kemih à Via Uretra
       RPG ; Retrograde Pielografi : melihat pelvis renalis hingga kantung kemih  dengan kateter
3.      Sistem Saraf
       Mielografi : Sum-sum tulang belakang ( Pasien Puasa) dan dikerjakan dalam semi steril
       Ventrikulografi : Ventrikel
       Discografi
       Caudografi
Catatan : Pemeriksaan ini telah tergantikan oleh  CT-Scan Dan MRI
4.      Sistem Reproduksi Wanita
  HSG (Histero Salphingografi) = Pemeriksaan untuk melihat  Tuba Fallopi dan ovarium
  Vaginografi = Untuk melihat vagina biasanya pada kasus-kasus fistel
  Mammografi  = Untuk melihat jaringan payudara
Indikasi
1.      Screening : Beberapa negara telah menyarankan mammografi rutin (1-5 tahun sekali) bagi perempuan yang telah melewati paruh baya sebagai metode screening untuk mendiagnosa kanker payudara sedini mungkin
2.      Diagnostik :  untuk melihat beberapa tipe tumor dan kista, dan telah terbukti dapat mengurangi mortalitas akibat kanker payudara
  Pelvimetri = melihat bentuk dan ukuran panggul  (inlet dan outlet
Garis-garis Penting
-          Pelvis inlet : dibatasi oleh promontorium sakral, linea terminalis, simfisis, crista tulang pubis
-          Conjungata Vera (Internal conjungata diameter) : Diukur dari pusat pusat promontorium sakrum ke simfisis pubis.
-          External conjungata diameter : Dari Proc.Spinosus lumbal 4-5 ke atas simfisis pubis
5.      Hepato-Biliaris
1)      IV/Oral Cholesistografi
2)      PTC : Percutaneous Transluminal Cholesistografi
3)      ERCP : Endoscopic Ratrograde Cholangio-Pancratografi
4)      T-Tube Cholangiografi : Menggunakan Slang T saat operasi pengangkatan batu berlangsung
KHUSUS
  Corpus Alienum ( Benda Asing)
  Kelenjar air mata (Dacrisistografi)
  Kelenjar air liur ( Sialografi) : menggunakan air yang asam (perasan jeruk) untuk merangsang pembukaan muara kelenjar
  Fistulografi : Untuk melihat fistel (Saluran Abnormal ; bekas abses)
RADIASI
DOSIS AMBANG RADIASI
Effective Dose
Radiation Source
<= 0.01 rem
annual dose living at nuclear power plant perimeter; bitewing, panoramic, or full-mouth dental x rays; skull or chest x ray
<=0.1 rem
single spine x ray; abdominal or pelvic x ray; hip x ray; mammogram
<=0.5 rem
kidney series of x rays; most barium-related x rays; head CT; any spine x-ray series; annual   natural background radiation dose; most nuclear medicine brain, liver, kidney, bone, or lung scans
<=1.0 rem
barium enema (x rays of the large intestine); chest, abdomen, or pelvic CT
<=5.0 rem
cardiac catheterization (heart x rays); coronaryangiogram (heart x rays); other heart x-ray studies; most nuclear medicine heart scans CT = computerized tomography; a specialized x-ray exam.
 RADIOLOGI DASAR
1.      Target Untuk Perawat
Agar Perawat dapat memberikan penjelasan kepada pasien yang akan memperoleh pelayanan radiologi melakukan tindakan  keperawatan , dan berinteraksi dalam lingkungan kerja/RS .
Untuk itu perawat perlu Mengetahui :
-          Fungsi dan Kedudukan Radiologi
-          Jenis-jenis tindakan Radiologi 
-          Persiapan dan penanganan Pasien Pasca tindakan radiologi tertentu
-          Mengetahui kriteria foto/radiografi yang baik
2.      Defenisi
Radio = Sinar, Pancaran/paparan
Logos = Ilmu
Dibagi 2 :
    1. Diagnosa  (Radiodiagnostik)
    2. Terapi (Radioterapi)
Radio diagnostik diperluas menjadi Medical Imaging Karena kemajuan teknologi dan sumber
pencitraan
3.      Medical Imaging / Radiodiagnostik
    Bertujuan untuk diagnosa baik yang bersifat patologis maupun non-patologis
-          Sinar – X : Foto sinar-X/Rontgen, CT-Scan
-          Gelombang Suara : Ultra sonografi (USG)
-          Proton Tubuh + Medan Magnet : MRI
-          Radioisotop : Kedokteran Nuklir
4.      Radioterapi
Mengunakan Radioaktif atu sinar-X berenergi Tinggi
Tujuan :
1)      Primer                          : Memusnahkan sel-sel ganas (tumor)
2)      Kombinasi                   : Saling melengkapi : Bedah / Kemoterapi
3)      Paliatif (meringankan) : tidak untuk tujuan penyembuhan lagi tapi sekadar Meredakan nyeri, menghilangkan bau dll.

TERMINOLOGI
A.     Posisi pemotretan
       Antero-Posterior (AP) / Frontal= Sinar-X masuk dari bagian depan tubuh menembus keluar pada bagian belakang tubuh
       Postero-Anterior = Kebalikan dari AP
       Oblik : objek membentuk sudut 45 derajat ;
       RAO = Right Antero Oblik = Menyudut 45 derajat dengan Sisi kanan  depan objek menempel pada film.
LAO, RPO, LPO
       Lateral = Menyamping
       Lateral Dekubitus = Tidur menyamping ; LLD (left Lateral Decubitus) dan RLD (right lateral Decubitus).
       Infero-Superior= Sinar-X dari sisi atas ke sisi bawah
B.     Dasar Citra/Gambar
-          Sinar X
Description: 1




C.     JENIS IRISAN (SLICE TYPES)
1.      Potongan axial : Potongan Melintang yang membelah sumbu memanjang objek
2.      Potongan sagital : Potongan Dari depan ke belakang (// sutura  sagital) menghasilkan penampang lateral objek
3.      Potongan koronal : Potongan dari arah sisi samping (// sutura  Coronaria) menghasilkan penampang objek dari sisi anterior/posterior
D.     Densitas
       Derajat Kehitaman/Tingkat keterangan (brighness) pada suatu area gambar
       Perbedaan 2 densitas  disebut Kontras
Jenis Densitas :
       Hiperadiopak   = Sangat Putih / Sangat terang
       Radioopak       = Putih / Terang
       Intermediate     = Pertengahan (abu-abu)
       Radiolusen       = Hitam / Gelap
       Hiperadiolusen = Sangat Jitam / Sangat Gelap
E.      Diagnosis area
       Cold area         = Kurang Instensitas sinar-X/Sinar Gamma/ Panas
       Hot Area          = Kuat Instensitas sinar-X/Sinar Gamma/ Panas
       Area Hiperdens = Padat / Putih / Terang
       Hipodens         = Suram/gelap



RADIOLOGI TORAX
A.     Foto torax
       Melihat Paru-paru, Costa, bentuk dan ukuran jantung, bahu serta jaringan lunak thorax
       Ciri khas umum Foto thorax untuk membedakan kiri dana kanan :
1.      Jantung cenderung ke kiri
2.      Arcus Aorta di sisi kiri atas
3.      Diafragma kanan lebih tinggi dari kiri
4.      Fundus Gastericus dibagian bawah diafragma kiri
       Syarat-syarat foto thorax yang baik :
1.      Full Inspirasi
2.      Simetris
3.      Representatif
4.      Tidak Overlap
5.      Kondisi foto baik
FOTO THORAX PADA PENYAKIT KARDIOVASKULAR
Istilah-istilah
Description: Normal PA CXR with Right Heart Structures LabelledDescription: Normal PA CXR with Left Heart Structures Labelled

SVC: superior vena cava;
PA: pulmonary arteries, 
RA: right atrium;
RV: right ventricle;
IVC: inferior vena cava


Ao: Aorta, ,
Lau: auricle of the left atrium, which itself sits posteriorly at the base of the heart.
PV: Vena pulmonary converging on the left atrium.
LV: left ventricle

CTI (Cardio Thorasic Index) / CTR (cardio Thorasic Ratio
CTR = (a + b) / c = 50 %
Foto lateral
Foto Lateral berguna untuk menilai bentuk dada pakah yang bersangkutan memiliki dada yang gepeng. Dada gepeng menjadikan ruang untuk jantung menjadi sempit, sehingga jantung melebar ke samping seolah menjadi besar. Selain itu jika sternum melengkung kerah dalam akan menekan jantung ke samping dan memberi kesan pula jantung memebesar
PEMERIKSAAN  ABDOMEN
A.     Foto BNO (Bier Nier Overzich)
       Foto Polos Perut yang memerlukan persiapan sebelum pemotretan
       Tujuan Persiapan : Untuk Mengosongkan usus besar dari fecal mass dan udara
       Cara Persiapan :
1.      Pasien Rawat Jalan :
-          2 hari sebelum pemotretan diet makanan tanpa serat
-          12 jam sebelum pemeriksaan minum obat pencahar   (Garam Inggris 30 gram)
-          6-8 jam sebelum pemeriksaan puasa
-          2-3 Jam sebelum pemeriksaan memasukkan dulcolax supp ke lubang  anus
2.       Pasien Rawat Inap
-          2 hari sebelum pemotretan diet makanan  tanpa serat
-          12 jam sebelum pemeriksaan minum obat  pencahar    (Garam Inggris 30 gram)
-          6-8 jam sebelum pemeriksaan puasa
-          2-3 Jam sebelum pemeriksaan Pasien di klisma
B.     Foto Cyto Abdomen
-          Abdomen Akut : Suatu keadaan mendadak di dalam rongga abdomen yang memerlukan tindakan segera.
-          Foto cyto abdomen terdiri dari  3 posisi rutin :
1)      AP supine
2)      Erek (tegak)Left lateral decubitus (LLD)
-          Untuk diagnosa abdomen akut FotoThorax Erect juga amat berguna
The Erect Chest
n  Best for free air
n  To evaluate for intrathoracic abnormalities presenting with abdominal complaints, especially pneumonia (more common in kids)
Supine Abdomen
n  Best for abdominal detail: Organs, bones and joints, calcifications, fat and gas pattern
Erect Abdomen
n  For air-fluid levels and little else
Left Lateral Decubitus Abdomen
n  Substitute for erect chest (free air) and erect abdomen (air-fluid levels) in a patient unable to sit or stand
Penyebab
n  Peradangan mendadak salah satu organ intra-abdominal
n  Perforasi
n  Perdarahan intra-abdominal
n  Ileus (obstruktif atau paralitik)
n  Corpus alienum
Target
-          Batu Radiopak, kalsifikasi atau benda asing yang radiopak
-          Garis Psoas
-          Udara bebas (free air)
-          Cairan (di dalam / luar usus : Air Fluid Level)
-          Gambaran Udara Usus :

   1. Pelebaran lambung dan usus
   2. Penyebaran dari usus yang melebar
   3. Keadaan dinding usus
   4. Jarak 2 dinding usus yang berdampingan

The Normal Abdominal Series
-          Chest
-          Supine abdomen
-          Erect abdomen
-          Left lateral decubitus abdomen

RADIOLOGI MUSKULOSKELETAL
Kenapa radiologi tulang dilakukan
  • Melihat / memastikan fraktur (Lokasi, jenis fraktur ) atau dislokasi sendi
  • Perencanaan bedah dan panaksiran hasil bedah
  • Follow up pasca tindakan/terapi
  • Memonitor   progresitivitas  arthritis maupun penyakit tulang dan sendi lain
  • Deteksi dan diagnosa bone cancer.
Pendahuluan
Pemeriksaan Rontgen” Tulang memberi informasi :
  1. Lesi tulang & jaringan Lunak sekitarnya
  2. Adanya fraktur/ancaman fraktur patologis
  3. Asal/Sifat suatu lesi(jinak/ganas)
  4. Sebagai guide untuk biopsi
  5. Follow Up perjalanan penyakit
Anatomi radiologi : BUKU MESCHAN I :

1.   Articular cartilage
2.   Subarticular of epiphyse
3.   Epiphysis
4.   Epiphyseal line
5.   Metaphysis
6.   Diaphysis

KELAINAN TULANG DAN SENDI
  1. ANOMALI PERKEMBANGAN/KONGENITAL
  2. INFEKSI
  3. TRAUMA & FRAKTUR
  4. PENYAKIT DEFISIENSI TULANG
  5. PENYAKIT DISPLASIA TULANG
  6. TUMOR TULANG
  7. AVASCULAR NEKROSIS/ASEPTIK NEKROSIS
  8. PENYAKIT DEGENERATIF SENDI/METABOLIK
1.      TRAUMA & FRAKTUR

a.       Trauma dapat bersifat
-          Ringan : Hematoma è kadang pd foto tulang tidak terlihat
Berat ; subluksasi, dislokasi disertai fraktur
-          Eksternal : tabrakan, jatuh
-          Internal : kontraksi otot yg kuat & mendadak, mis : epilepsi, tetanus & renjatan listrik
b.      Fraktur
-          adalah rusaknya kontinuitas tulang, kartilago atau keduanya  & disertai kerusakan jaringan.lunak
-          fraktur dapat terbuka atau tertutup
Evaluasi foto
1.      Diagnostik è segera setelah terjadi trauma
2.      Post reposisi
3.      1-2 minggu è apakah kedudukan berubah/tidak
4.      6-8 minggu è callus forming
5.      Setiap perubahan / pergantian traksi
6.      Menjelang keluar RS
Komplikasi Fraktur
1.      Osteomyelitis
2.      Non Union (neoarthrosis)
3.      Bone artrophy
4.      Bone formation in muscle è myositis ossificans
5.      Deformitas berat
Beberapa tipe fraktur
Transversal            Description: IMAGE003    oblik    Description: IMAGE003        kominutifDescription: IMAGE003
Fraktur radius bagian distal
a.       Fraktur Colles
fr.radius bagian distal (sampai 1 mm dibagian distal) dengan angulasi ke posterior, dislokasi ke posterior dan deviasi fragmen distal ke radial
b.      Fraktur Smith
      Fr.radius bagian distal dengan angulasi atau dislokasi fragmen distal ke volar
Fraktur radius dan ulna
a.       Fr.Monteggia
fr.ulna bagian proximal dengan dislokasi kaput radii
b.      Fr.Galeazzi
fr.radius bagian distal dengan dislokasi ulna bagian distal
Fraktur Patologis
1.      Fr.trauma berat
2.      Fr.Spontan/patologis, mis:
          - tumor tlg : ( primer, sekunder)
          - infeksi: ( osteomielitis)                             
3.      Fr.stress :
      oleh trauma ringan &  terus menerus
      mis : fr.march à metacarpal
                       fr.tibia à Penari Ballet      
                       fr. Fibula à pelari jarak jauh                        
Lain-lain
 - Fr.bentuk T, V, atau Y
 - Fr. Impacted
 - Fr.longitudinal
2.      PENYAKIT DEFISIENSI TULANG
A.     Rickets (Hipovitaminosis D)
1.      Kelainan tulang akibat defisiensi vit D,kerusakan ginjal, kerusakan absorbsi mineral (usus)
2.      Rontgen
a.       Pembesaran chondrocostal junction (rachitis rosary)
b.      Cupping metafise (tarikan otot-otot & ligamentum)
c.       Bowing tulang2 panjang
d.      Kadang2 Greenstick fraktur
e.       Kalsifikasi subperiosteal
f.       Tepi ala ossis ilii (irreguler)
g.       Dens metaphysial line yang normal  menghilang (irreguler+frayed)
h.      Kepala: Fontanella + sutura ( masih terbuka)
i.        Osteoporosis
B.     Scurvy (hipovitaminosis C)
1.      Akibat defisiensi Vit C terjadi kegagalan pembentukan jaringan Intraseluler termasuk tulang, kartilago & endotel
2.      Pembentukan tulang terhambat, sedangkan reabsorbsi tetap terjadi (osteoporosis)
3.      Rontgen :
1.      Osteoporosis general
2.      Ground Glass Appearance
3.      Cortex tipis
4.      Metafise lebar (cupping)
5.      Pelkens sign àmarginal spur formation
6.      Wimberger’s sign à marginal ring calcification pada pusat2 osifikasi di epifise
7.      Subperiosteal hematoma è mengalami kalsifikasi è subperiosteal bone

3.      TUMOR TULANG
Dapat benigna/maligna serta bisa primer/ Sekunder (metastase) : Untuk membedakan maligna atau tidak :
1.      Umur penderita
2.      Lamanya gejala2 nyeri & pembengkakan serta kecepatan pembesaran
3.      Besar kecilnya tumor
4.      Jumlah lesi (mono/polistatik)
5.      Lokalisasi dalam tulang
6.      Densitas : osteolitik, osteosklerotik & campuran
7.      Struktur tumor : tepinya, destruksi: sentral/ tepi, bentuk reaksi periosteal, kontinuitas cortex
8.      Bentuk tulang keseluruhan : bengkok, ada fraktur

1.      0 -  5  thn         : neuroblastoma
2.      5   - 20 thn                   : ewing tumor
3.      10 - 25 thn                   : osteosarcoma
4.      20 - 40 thn                   : giant cell tumor
5.      20 - 70 thn                   : lipoma
6.      30 - 45 thn                   : fibrosarkoma
7.      30 - 50 thn                   : periosteal sarcoma
8.      30 - 60 thn                   : chondrosarcoma
9.      30 - 70 thn                   : hemangioma
10.  40 - 80 thn                   : metastase, Multipel Mieloma
3 Hal penting lesi pada tulang
      * infeksi/neoplasma
      * benigna/maligna
      *primer/sekunder
Klasifikasi tumor tulang :
A.     Dari jaringan Skeletal
1.      Jaringan tulang:
a.       Jinak: bone island, osteoma, osteoid      osteoma,   osteoblastoma
b.      Ganas ; Osteosarkoma, periosteal sarcoma
2.      Kartilago :
a.       Jinak        :Khondroma,Khondroblastoma,          Khondromixoid Fibroma
b.      Ganas ( Khondrosarcoma )
3.      Jaringan Fibrosa :
a.       Jinak        : Fibrosa, Brown Tumor
b.      Ganas       : Fibrosarkoma
4.      Giant Cell ( Giant Cell Tumor )
a.       Jinak        : GCT,ABC {Aneurysma Bone Cyste}
b.      Ganas       : Giant Cell Tumor Maligna

B.     Dari Jaringan Lain Dalam Tulang :
1.      Pembuluh Darah : Hemangioma,Glomus, Tumor,Hemagio Sarcoma
2.      Saraf : Neurofibroma,Neuroblastoma, Neurofibrosarcoma
3.      Lemak : Lipoma,Liposarcoma
4.      Natokord : Chordoma
5.      Epitel : Dermoid, Adamantinoma
6.      Limfoid/Hemopoetik ; Limfoma, Leukimia,  Plasmositoma,Multipel Mieloma
C.     Dari Sendi à Sinovioma
D.     Tidak Diketahui :
a.       Jinak    : Solitary Bone Cyst
b.      Ganas  : Ewing Tumor
Tumor Jinak :
1.      Bone Island ( Enostosis )
Ro :
-          Soliter/ Multiple
-          Terletak di Medulla ( Selalu )
-          Densitas Homogen
-          Tepi dapat Irreguler à Terjadi   Spikula ke cavum Meduller
2.      Osteoma
Ro :           
-          Dapat di Kepala, Sinus Paranasalis
-          Ukuran ± 2.5 Cm
-          Densitas Tinggi, Tegas, Tepi Rata & Homogen
3.      Osteoid Osteoma
Pria : Wanita = 3 : 1. Dekade 2 / 3
Predileksi : Diafise Tulang Panjang (50% Femur Bagian   Proksimal ). Tibia Skull à Jarang
Ro :
-          Area Radiolusen Oval/Bulat à Tepi Sklerotik
-          Densitas Tinggi dan Diameter ± 2.5 Cm
4.      Osteochondroma
Pertumbuhan keluar dari tulang  berasal dari cortex  diafise tulang panjang menjauhi sendi
Ro :
-          Tipe pedunculated (khas tonjolan tulang dari cortexà dengan gambaran dari trabekula lesi masuk  dalam  medulla melalui defek dari cortex )
-          Kalsifikasi dalam lesi
-          Ukuran ± 8-10 cm à arah menjauhi sendi
-          Pada pelvis dan scapula à gambaran irreguler    dengan densitas tinggi à memberi gambaran Bunga Kol
5.      Giant Cell Tumor (Osteoclastoma)
Usia 20 – 40 thn. Amat jarang terjadi sebelum maturitas tulang. Kadang2 multifokal pada tangan. Lesi soliter, predileksi di lutut, ujung distal radius, kadang-kadang  pada sacrum, pelvis & vertebra.
Ro :
-           Zone radiolusen, khas terletak tepat pada cortex dibawah sendi
-           Letak eksentris pada ujung tulang panjang
-          Tidak ada kalsifikasi / occifikasi kecuali setelah terjadi fraktur patologis
-          Gambaran khas : trabekulasi,berbentuk “Soap Bubble App”→40% kasus
-          Tepi Osteolitik
-          Batas lesi tidak tegas, reaksi tulang negatif
-          Cortex menipis dan ekspansi
-          Lesi dapat ekspansi ke jaringan lunak, tanpa kalsifikasi
-          Angiografi à hypervascular, dengan banyak pembuluh darah & shunting arteriovenosa
-          DD : Aneurysmal Bone cyst, chondroblastoma,Fibrous Dysplasia 
6.      Aneurysmal Bone Cyst
Etiologi tidak diketahui. Kadang2 terjadi sesudah fraktur.             Terjadi pd anak2  dengan predileksi  pada tulang panjang. Pada vertebra è umur 10-20 thn, terutama pada arcus neuralis, jarang pada corpus, kebanyakan beberapa vertebra kena.
Ro :
-          Area reabsorbsi tulang yang khas dengan ekspansi  tulang
-          Ukuran lesi bervariasi 2-20 cm
-          Cortex menipis & ekspansi
-          Tepi endosteal berbatas tegas dengan cortex
-          “Soap Bubble Appearance”
-          Terdapat zona transisi antara lesi dengan medulla, kadang2 dengan sedikit sklerosis. Sering mirip dengan osteoclastoma. Kadang2 tepi scalloped atau irreguler, tepi sklerotik
-          Angiografi è mirip Osteoclastoma
DD : Osteoclastoma /Giant Cell Tumor
Tumor ganas
1.      Osteosarcoma
·         menurut letak (sentral,perifer)
·         menurut lesi (osteolitik,osteosklerotik, campuran)
·         Pria > wanita
Ro :
-          Predileksi : distal femur, jarang tibia, sternum, costa, kepala
-          Letak lesi : metafise / diafise
-          50% sklerotik, dapat osteolitik, campuran (tepi tidak teratur)
-          Reaksi periosteal è gambaran “sunburst”/”Sun Ray”
-          Khas lain : destruksi cortex & invasi ke jaringan lunak
-          Soft tissue swelling
-          Codman Triangle
2.      Fibrosarcoma
5 % tumor skeletal.            Low grade pain è ± 1 thn . Sering di medulla.            Metafise . 80% sekitar lutut
Ro :
-          Khas osteolitik
-          Di medulla (khas area radiolusen irreguler)
-          Ekspansi  cortex
-          Soft tissue swelling (ok perluasan jaringan lunak)
-          Tidak ada/ jarang ada reaksi periosteal

3.      Khondrosarcoma
Umur         : 30 –70 thn
Predileksi   : Pelvis, costa, proximal femur
Ro              :
-          destruksi korteks lokal, batas tidak tegas
-           batas jaringan sehat & lesi tidak dapat dibedakan
-           sentral tumor à kalsifikasi tidak teratur
-           erosi endosteal, scalloping
-           “pop-corn” appearance
-           Reaksi Periosteal à Lamellar
4.      Ewing Tumor
Asal dari medulla. Umur 5 – 20 thn
Predileksi   : tulang2 panjang
Ro              :
-          Reaksi periosteal berlapis-lapis (Onion Skin Appearance)
-          Segitiga Codman
-          Sklerotik kadang2 & sebagai garis longitudinal
-          Destruksi tulang
-          Soft tissue swelling
5.       Sinovioma
70% ekstremitas inferior à lutut.  Kurang  30 thn . Amat ganas à cepat metastase ke KGB
Ro :
-          Massa jaringan lunak sekitar sendi
-          Banyak kalsifikasi
-          destruksi tulang irreguler dekat sendi
-          Penebalan sinovia & erosi perlekatan kapsula
6.       MM (Multiple Mieloma)
Tumor primer ganas sumsum tulang
Ro :
-          Osteoporosis à cortex menipis
-          Osteolitik
-          Punch out lesion à multiple, bulat, tegas, intak,  ukuran bervariasi
-          Tepi dlm kortex à scalloping
-          Kadang2 lesi ekspansif & memberi gbr “soap bubble” DD : metastasis
7.       Metastasis
Dapat osteolitik, osteoblastik. Batas tidak tegas. Tepi irreguler & kadang2 tepi sklerotik. Predisposisi metastase urutan terbanyak :
Ø  Vertebra,  iga & sternum,  tengkorak & pelvis,   tulang2 lain

4.      PENYAKIT DEGENERATIF SENDI/METABOLIK
A.     SPONDYLOSIS / SPONDYLOARTHROSIS
Osteo Arthritis dari Spine
Rontgen :
-          Spur formation / osteophyte à
·         Anterior
·         Posterior
·         Lateral
-          Dapat terjadi bridging à bamboo spine
-          Marginal sclerosis dari corpus vertebra
-          Spur dapat menjulang kedalam (foramen Intervertebralis à paling sering cervical (C5,C6,C7) à ggn  neurologis
Ro :
-          Khas osteolitik
-          Di medulla (khas area radiolusen irreguler)
-          Ekspansi  cortex
-          Soft tissue swelling (ok perluasan jaringan lunak)
-          Tidak ada/ jarang ada reaksi periosteal
B.     OSTEOARTHRITIS (OA)
-          Osteoarthrosis à degeneratif joint disease
-          Predileksi à mulai pada lutut
-          Wanita > pria
Rontgen (jari2) paling sering distal interphalangeal joint
-          Selalu sendi menyempit
-          Permukaan sendi irreguler
-          Herbendens Nodes pada aspect dorsal dari basis phalang distal à spurformation
-          Subchondral cyst like defect
Ro (Lutut) :
-          Spur aspek posterior patella
-          Spur formation : condylus tibia proximal,femur distal, eminentia intercondyloidea tibia
-          Sendi menyempit à aspek medial (DD.Rheumatoid  : menyeluruh sendi)
C.     PSORIATIC ARTHRITIS
-          Destruksi Predominant mengenai à distal
-          interphalangeal joint (seperti OA)
-          Terjadi ankylosing pada interphalangeal joint DD.
-          Rheumatoid pada interphalangeal joint
-          Ruang sendi lebar à permukaan jelas
-          Destruksi artritis pada interphalangeal joint dari ibu jari kaki
-          Osteoporosis Ringan
-          Kaki lebih jelas menunjukkan psoriatic arthritis
-          Mineralisasi tulang tidak terganggu
D.     ANKYLOSING SPONDYLITIS
Marie strumpells/von bechterews/rhematoid spondylitis wanita = pria à biasa pada orang muda Rontgen :
·         Sacro-iIiac Joint kabur (SI) à melebar à menyempit à   sklerosing/ankylosing (bilateral)
·         Mulai selalu di SI Joint
·         Squaring anterior corpus vertebrae
·         Osteoporosis umum
·         Kalsifikasi ligamentum + paraspinal soft tissue
·         Bamboospine
·         Destruksi discus
·         Syndesmophyte formation
E.      RHEUMATOID ARTHRITIS
-          Wanita > pria
-          Multiple & Symetris
-          Paling sering terkena : proksimal interphalangeal joint,metacarpophalangeal joint,wrist joint     (radiocarpal), à tidak semua joint bisa terkena.
Rontgen :
·         Periartikular soft tissue swelling à bentuk fusiform (spindle sharped)
·         Osteoporosis daerah periarticular
·         Celah sendi menyempit à destruksi rawan sendi
·         Marginal erotion juxta articular à arthritis mutilans
·         Ankylosing tulang + subluxatio
·         Ulnar deviation dari jari2 à Akibat subluxatio    ( flexi extensi → swan neck Appearance )
F.      GOUT
Pria > Wanita Lebih 40 thn
Rontgen :
·         Perubahan Rontgen à baru terlihat pada serangan berulang2
·         Pada umumnya à hanya mengenai “satu joint” metacarphalangeal joint (tetapi sendi lain tangan & kaki bisa kena)
·         Deposit Na. urat à tidak radioopak (tidak terlihat, hanya terlihat periartikuler & joint swelling
·         Osteolitik juxta artikular à kecil/besar batas tegas
·         Ada subartikuler cystic area à tepi sklerotik à Over hanging edge,D±0,3-3 cm atau disebut PUNCHED OUT
·         Bila ada deposit Ca pada tophi à tophi terlihat
·         Sendi sempit
·         Osteoporosis kurang
FOTO KEPALA
Informasi/kelainan2 dapat :
-          Fraktur
-          Infeksi
-          Tumor : - primer dan sekunder
-          Sinus paranasalis  Kongenital
Tanda2 peningkatan tekanan intra kranial :
ü  Sutura melebar
ü  Impressiones digitatae
ü  Destruksi sella

MEDIA KONTRAS
-          Media kontras è suatu bahan yg sehingga dapat dibedakan dengan sekitarnya.
-          Kontras berarti perbedaan densitas.
-          Diberikan pada pemeriksaan dengan Sinar-X (Radiografi, CT-Scan, Kateterisasi jantung/Angiografi) maupun MRI
-          Contoh : saluran pencernaan, rongga tubuh, saluran kemih/empedu, tuba falopii, pembuluh darah, tumor, limpa, kelenjar, sumsum tulang,dll
MEDIA KONTRAS RADIOGRAFI
I.            KRITERIA MEDIA KONTRAS :
  1. Mengandung unsur dgn no.atom yg relatif tinggi/rendah, shg dpt memberi perbedaan densitas optimal untuk keperluan diagnostik.
  2. Bila disuntikkan atau diminum, toksisitasnya terhadap jaringan hrs rendah atau tidak toksis sama sekali.
II.            PENGGOLONGAN MEDIA KONTRAS
Secara garis besar media kontras terbagi  dua yaitu :
1.      Media kontras positif
-          Media kontras yaitu bahan kontras yg membuat organ/jaringan yang diperiksa akan menahan sinar-X lebih besar dari jaringan disekitarnya.
-          Semua Unsur logam. Namun unsur logam yang memenuhi syarat hanyalah unsur iodium dan
2.      Media kontras negatif
-          Media kontras yaitu bahan kontras yg membuat organ/jaringan yang diperiksa akan menahan sinar-X lebih sedikit dari jaringan disekitarnya.
-          Semua Unsur gas
Contoh : udara, oksigen, helium, CO2, nitrat dioksida dan nitrogen.
Namun yang aman dan murah adalah UDARA

PENGGUNAAN MEDIA KONTRAS DALAM PEMERIKSAAN SINAR-X UMUMNYA ADALAH BAHAN KONTRAS POSITIF DALAM BENTUK SEDIAAN FARMASI
METODE PEMBERIAN MEDIA KONTRAS
1.      Injeksi langsung
2.      Ditelan (ingested)
3.      Menggunakan kateter
MEDIA KONTRAS POSITIF
1.      Media kontras Ionik :
-          Larut dalam air menjadi partikel2 bermuatan listrik disebut ion.
-          Ion positif berupa ion Natrium.
-          Ion negatif berupa derivat benzena dengan 3 atom iodium dan karboksil bermuatan negatif.
Terbagi 2 yaitu monomer dan dimer.
Kerugian media kontras ionik adalah tekanan osmotik yg sangat tinggi kurang lebih 8 x  tekanan osmotik fisiologis cairan tubuh. (300 mOsm/kg air).
2.      Media Kontras Nonionik :
-          Bersifat netral seperti molekul air.
-          Senyawa media kontras Nonionik             seperti Iopamidol, iohexol, yang dipakai akhir-akhir ini rationya 3 : 1 sehingga tekanan osmotiknya lebih rendah.
Juga terbagi 2 yaitu monomer dan dimer.
Contoh Media Kontras Ionik
-          Amidotrizoate (ditrizoate)èmonomer.
o   Contoh : Angiografin, Hypaque, Urografin, Urovison.
-          Iothalamate è monomer.
o   Contoh : Conray, Vasobrix, Telebrix
-          Metrizoate è monomer.
o   Contoh : Triosil, Isopaque.
-          Ioxaglate è dimer.
o   Contoh : Hexabrix
EFEK SAMPING BAHAN KONTRAS
Prosedur-prosedur tertentu bersifat INVASIVE SELALU MINTA PADA PASIEN  RIWAYAT DAN PERSETUJUAN SEBELUM MEMULAI ATAU MEMBERIKAN  MEDIA KONTRAS
INFORMED CONSENT
Bentuk persetujuan
ASPEK YANG HARUS TERPENUHI :
-          PENJELASAN
-          PENGERTIAN
-          PERSETUJAUAN
BLOOD WORK
LAB TESTS  : Fungsi Gimjal
-                       WATCH THE UPPER LIMITS
-          BUN = BLOOD UREA NITROGEN
-          Merrills pg 214  range is 8 to 25
§  pg 242  range is 10 - 20 
-          always check with RAD when level above 20
-          CREATININE  levels range:
-            pg 214  (0.6 - 1.5)   pg 242 (0.05 - 1.2)
-          always check with RAD when level above 1.2 
-          Indicates function of kidneys 
-          Diseases / dehydration / kidney failure
EFEK SAMPING MEDIA KONTRAS

·         Angka terjadinya efek samping umumnya berkisar 1-12%
·         Tidak dapat diprediksi dengan menggunakan skin test
·         Physicochemical yang berhubungan dengan efek samping :
-          Efek arus listrik
-          Hiperosmolaritas
-          Chemotoksisitas

·         Pada Ginjal
·         Non Ginjal
TOKSISITAS MEDIA KONTRAS
Toksisitas media kontras berhubungan dgn :
1.      Kemotoksisitas
-          Tergantung efeknya pd protein ruang ekstraseluler dan atau dlm membran sel, organ sel, dan enzim intraseluler.
-          Ion karboksil dlm kontras ionik è neurotoksisitasnya tinggi dlm subarachnoid, shg media ini tdk digunakan dlm mielografi.
-          Rx ini berhubungan dgn hidro/lipofilitas, ikatan protein dan pelepasan histamin.
2.      Osmotoksisitas
-          Akibat hipertonitasècairan keluar dari eritrosit, sel endotelial dan struktur lainnya.
-          Hal ini menyebabkan rasa nyeri pada arteriografi, dilatasi pembuluh darah, penurunan tekanan darah, dan perubahan viskositas darah.
3.      Ketidakseimbangan ion
    1. Bila kontras masuk dlm darahè ion yang berbeda-beda dgn konsentrasi terlalu tinggi atau terlalu rendah dpt menyebabkan efek samping.
    2. Fibrilasi ventrikel dpt terjadi pada arteriografi koroner, jg dpt mempengaruhi plasma protein.
4.      Viskositas
-          Media kontras nonionik monomer lebih rendah viskositasnya dibanding dengan nonionik dimer.
-          Tekanan dan temperatur berpengaruh thd viskositas.
-          Sebaiknya kontras digunakan pada suhu 370C atau memakai pompa injeksi mekanis untuk pemeriksaan angiografi.
Beberapa pendapat bahwa terjadinya  reaksi  akibat penggunaan media kontras disebabkan oleh :
1.      Kecemasan
2.      Pelepasan histamin dan serotonin
3.      Formasi antigen-antibodi
4.      Aktivasi komplemen dan sistem koagulasi
Resiko meningkat
-          Alergi, terutama terhadap makanan
-          Asma
-          Ada riwayat efek samping pada penggunaan media kontras
Mencegah efek samping pada ginjal
Ø  Hidrasi
-          Oral 500 ml sebelum prosedur, 2,500 ml dalam 24 jam setelah prosedur
-          IV, saline 0,9 %; dengan kecepatan 100 ml/          jam à 4 jam sebelum prosedur – 24 jam        setelah prosedur
Ø  Premedikasi :
-          Kortikosteroid 
-          Antihistamin H1
·         Prednisone 50 mg po, 13, 7, 1 jam sebelum prosedur   + diphenhydramine 50 mg, 1 jam sebelum prosedur
·         Methyl prednisone 32 mg po, 12 dan 2 jam sebelum prosedur
-          Hydrocortisone 200 mg IV, 13,7& 1 jam +
              diphenhyramine 50 mg IM, 1 jam sebelum prosedur

SKIN TEST
Ø  Insidensi ADR pada pasien skin test (-) = populasi umum
Ø  Skin Test (+) pada 375 orang :
-          20,3% tidak terjadi ADR sama sekali
-          55,7% ADR ringan   à tidak perlu obat
-          23,2% ADR sedang à dapat ditangani selama            masih dimeja radiografi
-          0,8% ADR berat
Ø  Kesimpulan à Skin Test Tidak Akurat

Reaksi-Reaksi Anafilaktif
urticaria dan gatal-gatal, sampai bronchospasma dan edema facial dan laryngeal.
Nefropati
-          Adalah gangguan fungsi ginjal à 3 hari stlh pemberian intravaskuler CM à tanpa ada penyebab lain dapat ditimbulkan baik oleh peningkatan kreatinin darah lebih besar dari 25% atau peningkatan mutlak kreatinin darah yang mencapai 0,5 mg/dL.
-          Ada tiga faktor yang terkait dengan meningkatnya risiko nefropati yang dipengaruhi oleh medium kontras, yaitu: gangguan ginjal sebelumnya (seperti penurunan kadar kreatinin < 60 mL/menit (1.00 mL/detik), diabetes yang telah ada sebelumnya, dan volume intravascular yang berkurang (McCullough, 1997); Scanlon dkk., 1999).
-          Osmolalitas bahan kontras diyakini sangat berperan dalam nefropati
CIN (Contrast Media Induced Nephropathy)
-          Penanda à kadar kreatinin serum (SCr) naik:
·         >25% dari baseline
·         44 µmol/l (0,5 mg /dl) dalam 48 – 72 jam pasca pemberian.
-          Karena viskositas
eGFR  (new test) estimated Glomerolus-Filtrate Rate
GFR<60 ml/mnt/1,73 m2
“eGFR (ml/mnt/1,73m3) = 1,866 (SCr)-1,154 x (Usia)-0,203 x (0,742 bila wanita) x (1,210 bila berkulit hitam)”
Untuk meminimalisir risiko terjadinya nefropati :
-          Dosis media kontras harus diupayakan serendah mungkin, meski masih mampu ditambahkan untuk melakukan pemeriksaan .
-          Bahan  kontras bersifat non ionic
-          Media kontras yang nonionic dan iso-osmolar.
-          Hydrasi cairan intravenous dengan larutan garam.
-          Hidrasi fluida intravenous dengan larutan garam ditambah sodium bikarbonat.
-          N-asetilcystein (NAC). NAC, 600 mg secara oral dua kali sehari, pada hari sebelum selama prosedur jika pelepasan kreatinin diperkirakan lebih kecil dari 60 mL/menit (1,00 mL/detik).
Reaksi kemotoksi
-          Pasien yang memiliki kelainan pada kelenjar gondok sering mengalami reaksi kemotoksik setelah menjalani pemeriksaan dengan bahan kontras
-          Disebabkan Kenaikan intake iodida
III.            PENATALAKSANAAN TERHADAP REAKSI MEDIA KONTRAS
Dapat diberikan secara subkutan, intramuskuler, atau intravena.
-          Reaksi alergi akut :
urtikaria, edema, sakit kepala, mual, muntah, nyeri perut (diare), asthma-rhino-conjunctivitis.
Th/ :    -Epinefrin 0,5 mg sc (1 mg/ml)
                   -Oksigen 2-6 L/mnt
                   -Difenhidramin 50 mg im.
-          Reaksi anafilaktis :
takikardi, tekanan darah tidak teratur,           kulit pucat.
Th/ :     -Epinefrin 0,3-0,5 mg iv (0,1mg/ml)
                    -Oksigen 2-6 L/mnt
-          Anafilaktik syok :
gelisah, status asmatikus, respiratory            arrest, circulatory collapse, cardiac arrest.
Th/ :     -Epinefrin 0,3-1,0 mg iv (0,1mg/ml)
                    -Oksigen 2-6 L/mnt
                    -Hidrokortison 250 mg iv
                    -Ventilasi dan intubasi yang baik
                    -Infus NaCl.
JENIS TINDAKAN DIAGNOSTIK
1.      Tractus Digestivus
Umumnya menggunakan bahan kontras barium (encer-Padat)
  Osefagus : Osefagografi à Via oral
  Lambung dan Duodenum : MD foto (Maag-Duodenum) à Via oral
  Usus Halus  : Follow Through à via oral
  Usus Besar : Colon in Loop (Butuh BNO)à Via Anus
Teknik Pemotretan :
Pasien Berdiri, Supine  dan Prone  dengan posisi : AP,PA, lateral, dan LPO (untuk pasien Supine) dan RAO
2.      Tractus Urinarius
·         BNO-IVP; Intra Venous Pieolgrafi ( Butuh BNO) : Menggunakan Bahan Kontras Secara IV
1.      Untuk melihat fungsi ginjal
2.      Melihat Pelvi-caliseal system
3.      Melihat ureter
4.      Melihat Kantung kemih
       Uretrosistografi : Menggunakan bahan kontras via uretra
       Sistografi : Melihat Kantung Kemih à Via Uretra
       RPG ; Retrograde Pielografi : melihat pelvis renalis hingga kantung kemih  dengan kateter
3.      Sistem Saraf
       Mielografi : Sum-sum tulang belakang ( Pasien Puasa) dan dikerjakan dalam semi steril
       Ventrikulografi : Ventrikel
       Discografi
       Caudografi
Catatan : Pemeriksaan ini telah tergantikan oleh  CT-Scan Dan MRI
4.      Sistem Reproduksi Wanita
  HSG (Histero Salphingografi) = Pemeriksaan untuk melihat  Tuba Fallopi dan ovarium
  Vaginografi = Untuk melihat vagina biasanya pada kasus-kasus fistel
  Mammografi  = Untuk melihat jaringan payudara
Indikasi
1.      Screening : Beberapa negara telah menyarankan mammografi rutin (1-5 tahun sekali) bagi perempuan yang telah melewati paruh baya sebagai metode screening untuk mendiagnosa kanker payudara sedini mungkin
2.      Diagnostik :  untuk melihat beberapa tipe tumor dan kista, dan telah terbukti dapat mengurangi mortalitas akibat kanker payudara
  Pelvimetri = melihat bentuk dan ukuran panggul  (inlet dan outlet
Garis-garis Penting
-          Pelvis inlet : dibatasi oleh promontorium sakral, linea terminalis, simfisis, crista tulang pubis
-          Conjungata Vera (Internal conjungata diameter) : Diukur dari pusat pusat promontorium sakrum ke simfisis pubis.
-          External conjungata diameter : Dari Proc.Spinosus lumbal 4-5 ke atas simfisis pubis
5.      Hepato-Biliaris
1)      IV/Oral Cholesistografi
2)      PTC : Percutaneous Transluminal Cholesistografi
3)      ERCP : Endoscopic Ratrograde Cholangio-Pancratografi
4)      T-Tube Cholangiografi : Menggunakan Slang T saat operasi pengangkatan batu berlangsung
KHUSUS
  Corpus Alienum ( Benda Asing)
  Kelenjar air mata (Dacrisistografi)
  Kelenjar air liur ( Sialografi) : menggunakan air yang asam (perasan jeruk) untuk merangsang pembukaan muara kelenjar
  Fistulografi : Untuk melihat fistel (Saluran Abnormal ; bekas abses)
RADIASI
DOSIS AMBANG RADIASI
Effective Dose
Radiation Source
<= 0.01 rem
annual dose living at nuclear power plant perimeter; bitewing, panoramic, or full-mouth dental x rays; skull or chest x ray
<=0.1 rem
single spine x ray; abdominal or pelvic x ray; hip x ray; mammogram
<=0.5 rem
kidney series of x rays; most barium-related x rays; head CT; any spine x-ray series; annual   natural background radiation dose; most nuclear medicine brain, liver, kidney, bone, or lung scans
<=1.0 rem
barium enema (x rays of the large intestine); chest, abdomen, or pelvic CT
<=5.0 rem
cardiac catheterization (heart x rays); coronaryangiogram (heart x rays); other heart x-ray studies; most nuclear medicine heart scans CT = computerized tomography; a specialized x-ray exam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar