RADIOLOGI
DASAR
1.
Target
Untuk Perawat
Agar
Perawat dapat memberikan penjelasan kepada pasien yang akan memperoleh
pelayanan radiologi melakukan tindakan
keperawatan , dan berinteraksi dalam lingkungan kerja/RS .
Untuk
itu perawat perlu Mengetahui :
-
Fungsi
dan Kedudukan Radiologi
-
Jenis-jenis
tindakan Radiologi
-
Persiapan
dan penanganan Pasien Pasca tindakan radiologi tertentu
-
Mengetahui
kriteria foto/radiografi yang baik
2.
Defenisi
Radio
= Sinar, Pancaran/paparan
Logos
= Ilmu
Dibagi
2 :
1. Diagnosa
(Radiodiagnostik)
2. Terapi (Radioterapi)
Radio
diagnostik diperluas menjadi Medical Imaging Karena kemajuan teknologi dan
sumber
pencitraan
3.
Medical
Imaging / Radiodiagnostik
Bertujuan untuk diagnosa baik yang bersifat
patologis maupun non-patologis
-
Sinar
– X : Foto sinar-X/Rontgen, CT-Scan
-
Gelombang
Suara : Ultra sonografi (USG)
-
Proton
Tubuh + Medan Magnet : MRI
-
Radioisotop
: Kedokteran Nuklir
4.
Radioterapi
Mengunakan
Radioaktif atu sinar-X berenergi Tinggi
Tujuan
:
1)
Primer
: Memusnahkan
sel-sel ganas (tumor)
2)
Kombinasi
: Saling melengkapi :
Bedah / Kemoterapi
3)
Paliatif
(meringankan) : tidak untuk tujuan penyembuhan lagi tapi sekadar Meredakan
nyeri, menghilangkan bau dll.
TERMINOLOGI
A. Posisi
pemotretan
•
Antero-Posterior
(AP) / Frontal= Sinar-X masuk dari bagian depan tubuh menembus keluar pada
bagian belakang tubuh
•
Postero-Anterior
= Kebalikan dari AP
•
Oblik
: objek membentuk sudut 45 derajat ;
•
RAO
= Right Antero Oblik = Menyudut 45 derajat dengan Sisi kanan depan objek menempel pada film.
LAO, RPO, LPO
•
Lateral
= Menyamping
•
Lateral
Dekubitus = Tidur menyamping ; LLD (left Lateral Decubitus) dan RLD (right
lateral Decubitus).
•
Infero-Superior=
Sinar-X dari sisi atas ke sisi bawah
B.
Dasar
Citra/Gambar
-
Sinar
X
C.
JENIS
IRISAN (SLICE TYPES)
1. Potongan axial : Potongan
Melintang yang membelah sumbu memanjang objek
2.
Potongan
sagital : Potongan Dari depan ke belakang (// sutura sagital) menghasilkan penampang lateral objek
3.
Potongan
koronal : Potongan dari arah sisi samping (// sutura Coronaria) menghasilkan penampang objek dari
sisi anterior/posterior
D.
Densitas
•
Derajat
Kehitaman/Tingkat keterangan (brighness) pada suatu area gambar
•
Perbedaan
2 densitas disebut Kontras
Jenis
Densitas :
•
Hiperadiopak
= Sangat Putih / Sangat terang
•
Radioopak
= Putih / Terang
•
Intermediate = Pertengahan (abu-abu)
•
Radiolusen
= Hitam / Gelap
•
Hiperadiolusen
= Sangat Jitam / Sangat Gelap
E.
Diagnosis
area
•
Cold
area = Kurang Instensitas
sinar-X/Sinar Gamma/ Panas
•
Hot
Area = Kuat Instensitas
sinar-X/Sinar Gamma/ Panas
•
Area
Hiperdens = Padat / Putih / Terang
•
Hipodens = Suram/gelap
RADIOLOGI TORAX
A. Foto
torax
•
Melihat
Paru-paru, Costa, bentuk dan ukuran jantung, bahu serta jaringan lunak thorax
•
Ciri
khas umum Foto thorax untuk membedakan kiri dana kanan :
1.
Jantung
cenderung ke kiri
2.
Arcus
Aorta di sisi kiri atas
3.
Diafragma
kanan lebih tinggi dari kiri
4.
Fundus
Gastericus dibagian bawah diafragma kiri
•
Syarat-syarat
foto thorax yang baik :
1.
Full
Inspirasi
2.
Simetris
3.
Representatif
4.
Tidak
Overlap
5.
Kondisi
foto baik
FOTO THORAX PADA PENYAKIT
KARDIOVASKULAR
Istilah-istilah
SVC:
superior vena
cava;
PA:
pulmonary
arteries,
RA:
right atrium;
RV: right ventricle;
IVC: inferior vena cava
Ao:
Aorta, ,
Lau:
auricle of the left atrium, which itself sits posteriorly at the base of
the heart.
PV:
Vena pulmonary converging on the left atrium.
LV:
left ventricle
CTI (Cardio Thorasic Index) / CTR
(cardio Thorasic Ratio
CTR = (a + b) / c = 50 %
Foto
lateral
Foto Lateral berguna untuk
menilai bentuk dada pakah yang bersangkutan memiliki dada yang gepeng. Dada
gepeng menjadikan ruang untuk jantung menjadi sempit, sehingga jantung melebar
ke samping seolah menjadi besar. Selain itu jika sternum melengkung kerah dalam
akan menekan jantung ke samping dan memberi kesan pula jantung memebesar
PEMERIKSAAN ABDOMEN
A. Foto
BNO (Bier Nier Overzich)
•
Foto
Polos Perut yang memerlukan persiapan sebelum pemotretan
•
Tujuan
Persiapan : Untuk Mengosongkan usus besar dari fecal mass dan udara
•
Cara
Persiapan :
1.
Pasien
Rawat Jalan :
-
2
hari sebelum pemotretan diet makanan tanpa serat
-
12
jam sebelum pemeriksaan minum obat pencahar
(Garam Inggris 30 gram)
-
6-8
jam sebelum pemeriksaan puasa
-
2-3
Jam sebelum pemeriksaan memasukkan dulcolax supp ke lubang anus
2.
Pasien Rawat Inap
-
2
hari sebelum pemotretan diet makanan
tanpa serat
-
12
jam sebelum pemeriksaan minum obat
pencahar (Garam Inggris 30
gram)
-
6-8
jam sebelum pemeriksaan puasa
-
2-3
Jam sebelum pemeriksaan Pasien di klisma
B. Foto
Cyto Abdomen
-
Abdomen
Akut : Suatu keadaan mendadak di dalam rongga abdomen yang memerlukan tindakan
segera.
-
Foto
cyto abdomen terdiri dari 3 posisi rutin
:
1)
AP
supine
2)
Erek
(tegak)Left lateral decubitus (LLD)
-
Untuk
diagnosa abdomen akut FotoThorax Erect juga amat berguna
The
Erect Chest
n
Best
for free air
n
To
evaluate for intrathoracic abnormalities presenting with abdominal complaints,
especially pneumonia (more common in kids)
Supine
Abdomen
n
Best
for abdominal detail: Organs, bones and joints, calcifications, fat and gas
pattern
Erect
Abdomen
n
For
air-fluid levels and little else
Left
Lateral Decubitus Abdomen
n
Substitute
for erect chest (free air) and erect abdomen (air-fluid levels) in a patient
unable to sit or stand
Penyebab
n
Peradangan
mendadak salah satu organ intra-abdominal
n
Perforasi
n
Perdarahan
intra-abdominal
n
Ileus
(obstruktif atau paralitik)
n
Corpus
alienum
Target
-
Batu
Radiopak, kalsifikasi atau benda asing yang radiopak
-
Garis
Psoas
-
Udara
bebas (free air)
-
Cairan
(di dalam / luar usus : Air Fluid Level)
-
Gambaran
Udara Usus :
1. Pelebaran lambung dan usus
2. Penyebaran dari usus yang melebar
3. Keadaan dinding usus
4. Jarak 2 dinding usus yang berdampingan
The
Normal Abdominal Series
-
Chest
-
Supine
abdomen
-
Erect
abdomen
-
Left
lateral decubitus abdomen
RADIOLOGI MUSKULOSKELETAL
Kenapa
radiologi tulang dilakukan
- Melihat
/ memastikan fraktur
(Lokasi, jenis fraktur ) atau dislokasi sendi
- Perencanaan
bedah dan panaksiran hasil bedah
- Follow
up pasca tindakan/terapi
- Memonitor progresitivitas arthritis maupun penyakit tulang dan
sendi lain
- Deteksi
dan diagnosa bone cancer.
Pendahuluan
Pemeriksaan Rontgen” Tulang
memberi informasi :
- Lesi
tulang & jaringan Lunak sekitarnya
- Adanya
fraktur/ancaman fraktur patologis
- Asal/Sifat
suatu lesi(jinak/ganas)
- Sebagai
guide untuk biopsi
- Follow
Up perjalanan penyakit
Anatomi radiologi : BUKU MESCHAN
I :
1.
Articular
cartilage
2.
Subarticular
of epiphyse
3.
Epiphysis
4.
Epiphyseal
line
5.
Metaphysis
6.
Diaphysis
KELAINAN TULANG DAN SENDI
- ANOMALI PERKEMBANGAN/KONGENITAL
- INFEKSI
- TRAUMA & FRAKTUR
- PENYAKIT DEFISIENSI TULANG
- PENYAKIT DISPLASIA TULANG
- TUMOR TULANG
- AVASCULAR NEKROSIS/ASEPTIK NEKROSIS
- PENYAKIT DEGENERATIF SENDI/METABOLIK
1.
TRAUMA
& FRAKTUR
a.
Trauma
dapat bersifat
-
Ringan
: Hematoma è kadang pd foto tulang tidak
terlihat
Berat
; subluksasi, dislokasi disertai fraktur
-
Eksternal
: tabrakan, jatuh
-
Internal
: kontraksi otot yg kuat & mendadak, mis : epilepsi, tetanus & renjatan
listrik
b.
Fraktur
-
adalah
rusaknya kontinuitas tulang, kartilago atau keduanya & disertai kerusakan jaringan.lunak
-
fraktur
dapat terbuka atau tertutup
Evaluasi
foto
1.
Diagnostik
è segera setelah terjadi trauma
2.
Post
reposisi
3.
1-2
minggu è apakah kedudukan berubah/tidak
4.
6-8
minggu è callus forming
5.
Setiap
perubahan / pergantian traksi
6.
Menjelang
keluar RS
Komplikasi
Fraktur
1.
Osteomyelitis
2.
Non
Union (neoarthrosis)
3.
Bone
artrophy
4.
Bone
formation in muscle è myositis ossificans
5.
Deformitas
berat
Beberapa tipe fraktur
Transversal oblik kominutif
Fraktur
radius bagian distal
a.
Fraktur
Colles
fr.radius bagian distal (sampai 1
mm dibagian distal) dengan angulasi ke posterior, dislokasi ke posterior dan
deviasi fragmen distal ke radial
b.
Fraktur
Smith
Fr.radius bagian distal dengan angulasi
atau dislokasi fragmen distal ke volar
Fraktur
radius dan ulna
a.
Fr.Monteggia
fr.ulna bagian proximal dengan
dislokasi kaput radii
b.
Fr.Galeazzi
fr.radius bagian distal dengan
dislokasi ulna bagian distal
Fraktur
Patologis
1.
Fr.trauma
berat
2.
Fr.Spontan/patologis,
mis:
- tumor tlg : ( primer, sekunder)
- infeksi: ( osteomielitis)
3.
Fr.stress
:
oleh trauma ringan & terus menerus
mis : fr.march à metacarpal
fr.tibia à Penari Ballet
fr. Fibula à pelari jarak jauh
Lain-lain
- Fr.bentuk T, V, atau Y
- Fr. Impacted
- Fr.longitudinal
2.
PENYAKIT
DEFISIENSI TULANG
A.
Rickets
(Hipovitaminosis D)
1.
Kelainan
tulang akibat defisiensi vit D,kerusakan ginjal, kerusakan absorbsi mineral
(usus)
2.
Rontgen
a.
Pembesaran
chondrocostal junction (rachitis rosary)
b.
Cupping
metafise (tarikan otot-otot & ligamentum)
c.
Bowing
tulang2 panjang
d.
Kadang2
Greenstick fraktur
e.
Kalsifikasi
subperiosteal
f.
Tepi
ala ossis ilii (irreguler)
g.
Dens
metaphysial line yang normal menghilang
(irreguler+frayed)
h.
Kepala:
Fontanella + sutura ( masih terbuka)
i.
Osteoporosis
B.
Scurvy
(hipovitaminosis C)
1.
Akibat
defisiensi Vit C terjadi kegagalan pembentukan jaringan Intraseluler termasuk
tulang, kartilago & endotel
2.
Pembentukan
tulang terhambat, sedangkan reabsorbsi tetap terjadi (osteoporosis)
3.
Rontgen
:
1.
Osteoporosis
general
2.
Ground
Glass Appearance
3.
Cortex
tipis
4.
Metafise
lebar (cupping)
5.
Pelkens
sign àmarginal spur formation
6.
Wimberger’s
sign à marginal ring calcification pada pusat2 osifikasi
di epifise
7.
Subperiosteal
hematoma è mengalami kalsifikasi è subperiosteal bone
3.
TUMOR
TULANG
Dapat
benigna/maligna serta bisa primer/ Sekunder (metastase) : Untuk membedakan
maligna atau tidak :
1.
Umur
penderita
2.
Lamanya
gejala2 nyeri & pembengkakan serta kecepatan pembesaran
3.
Besar
kecilnya tumor
4.
Jumlah
lesi (mono/polistatik)
5.
Lokalisasi
dalam tulang
6.
Densitas
: osteolitik, osteosklerotik & campuran
7.
Struktur
tumor : tepinya, destruksi: sentral/ tepi, bentuk reaksi periosteal,
kontinuitas cortex
8.
Bentuk
tulang keseluruhan : bengkok, ada fraktur
1.
0
- 5
thn : neuroblastoma
2.
5 - 20 thn :
ewing tumor
3.
10
- 25 thn : osteosarcoma
4.
20
- 40 thn : giant cell
tumor
5.
20
- 70 thn : lipoma
6.
30
- 45 thn : fibrosarkoma
7.
30
- 50 thn : periosteal
sarcoma
8.
30
- 60 thn :
chondrosarcoma
9.
30
- 70 thn : hemangioma
10. 40 - 80 thn : metastase, Multipel Mieloma
3
Hal penting lesi pada tulang
* infeksi/neoplasma
* benigna/maligna
*primer/sekunder
Klasifikasi
tumor tulang :
A.
Dari
jaringan Skeletal
1.
Jaringan
tulang:
a.
Jinak: bone island, osteoma,
osteoid osteoma, osteoblastoma
b.
Ganas
; Osteosarkoma, periosteal sarcoma
2.
Kartilago
:
a.
Jinak
:Khondroma,Khondroblastoma, Khondromixoid Fibroma
b.
Ganas
( Khondrosarcoma )
3. Jaringan Fibrosa :
a.
Jinak
: Fibrosa, Brown Tumor
b.
Ganas : Fibrosarkoma
4.
Giant
Cell ( Giant Cell Tumor )
a.
Jinak : GCT,ABC {Aneurysma Bone Cyste}
b.
Ganas : Giant Cell Tumor Maligna
B.
Dari
Jaringan Lain Dalam Tulang :
1.
Pembuluh
Darah : Hemangioma,Glomus, Tumor,Hemagio Sarcoma
2.
Saraf
: Neurofibroma,Neuroblastoma, Neurofibrosarcoma
3.
Lemak
: Lipoma,Liposarcoma
4.
Natokord
: Chordoma
5.
Epitel
: Dermoid, Adamantinoma
6.
Limfoid/Hemopoetik
; Limfoma, Leukimia,
Plasmositoma,Multipel Mieloma
C.
Dari
Sendi à Sinovioma
D.
Tidak
Diketahui :
a.
Jinak :
Solitary Bone Cyst
b.
Ganas : Ewing Tumor
Tumor
Jinak :
1.
Bone
Island ( Enostosis )
Ro
:
-
Soliter/
Multiple
-
Terletak
di Medulla ( Selalu )
-
Densitas
Homogen
-
Tepi
dapat Irreguler à Terjadi Spikula ke cavum Meduller
2.
Osteoma
Ro
:
-
Dapat
di Kepala, Sinus Paranasalis
-
Ukuran
± 2.5 Cm
-
Densitas
Tinggi, Tegas, Tepi Rata & Homogen
3.
Osteoid
Osteoma
Pria
: Wanita = 3 : 1. Dekade 2 / 3
Predileksi
: Diafise Tulang Panjang (50% Femur Bagian Proksimal
). Tibia Skull à Jarang
Ro
:
-
Area
Radiolusen Oval/Bulat à Tepi Sklerotik
-
Densitas
Tinggi dan Diameter ± 2.5 Cm
4.
Osteochondroma
Pertumbuhan
keluar dari tulang berasal dari cortex diafise tulang panjang menjauhi sendi
Ro
:
-
Tipe
pedunculated (khas tonjolan tulang dari cortexà dengan gambaran dari trabekula
lesi masuk dalam medulla melalui defek dari cortex )
-
Kalsifikasi
dalam lesi
-
Ukuran
± 8-10 cm à arah menjauhi sendi
-
Pada
pelvis dan scapula à gambaran irreguler dengan densitas tinggi à memberi gambaran Bunga Kol
5.
Giant
Cell Tumor (Osteoclastoma)
Usia
20 – 40 thn. Amat jarang terjadi sebelum maturitas tulang. Kadang2 multifokal
pada tangan. Lesi soliter, predileksi di lutut, ujung distal radius,
kadang-kadang pada sacrum, pelvis &
vertebra.
Ro
:
-
Zone radiolusen, khas terletak tepat pada
cortex dibawah sendi
-
Letak eksentris pada ujung tulang panjang
-
Tidak
ada kalsifikasi / occifikasi kecuali setelah terjadi fraktur patologis
-
Gambaran
khas : trabekulasi,berbentuk “Soap Bubble App”→40% kasus
-
Tepi
Osteolitik
-
Batas
lesi tidak tegas, reaksi tulang negatif
-
Cortex
menipis dan ekspansi
-
Lesi
dapat ekspansi ke jaringan lunak, tanpa kalsifikasi
-
Angiografi
à hypervascular, dengan banyak pembuluh darah & shunting
arteriovenosa
-
DD
: Aneurysmal Bone cyst, chondroblastoma,Fibrous Dysplasia
6.
Aneurysmal
Bone Cyst
Etiologi
tidak diketahui. Kadang2 terjadi sesudah fraktur. Terjadi pd anak2
dengan predileksi pada tulang
panjang. Pada vertebra è umur 10-20 thn, terutama pada
arcus neuralis, jarang pada corpus, kebanyakan beberapa vertebra kena.
Ro
:
-
Area
reabsorbsi tulang yang khas dengan ekspansi
tulang
-
Ukuran
lesi bervariasi 2-20 cm
-
Cortex
menipis & ekspansi
-
Tepi
endosteal berbatas tegas dengan cortex
-
“Soap
Bubble Appearance”
-
Terdapat
zona transisi antara lesi dengan medulla, kadang2 dengan sedikit sklerosis.
Sering mirip dengan osteoclastoma. Kadang2 tepi scalloped atau irreguler, tepi
sklerotik
-
Angiografi
è mirip Osteoclastoma
DD : Osteoclastoma /Giant Cell
Tumor
Tumor
ganas
1.
Osteosarcoma
·
menurut
letak (sentral,perifer)
·
menurut
lesi (osteolitik,osteosklerotik, campuran)
·
Pria
> wanita
Ro :
-
Predileksi
: distal femur, jarang tibia, sternum, costa, kepala
-
Letak
lesi : metafise / diafise
-
50%
sklerotik, dapat osteolitik, campuran (tepi tidak teratur)
-
Reaksi
periosteal è gambaran “sunburst”/”Sun Ray”
-
Khas
lain : destruksi cortex & invasi ke jaringan lunak
-
Soft
tissue swelling
-
Codman
Triangle
2.
Fibrosarcoma
5
% tumor skeletal. Low grade
pain è ± 1 thn . Sering di medulla. Metafise . 80% sekitar lutut
Ro
:
-
Khas
osteolitik
-
Di
medulla (khas area radiolusen irreguler)
-
Ekspansi cortex
-
Soft
tissue swelling (ok perluasan jaringan lunak)
-
Tidak
ada/ jarang ada reaksi periosteal
3.
Khondrosarcoma
Umur
: 30 –70 thn
Predileksi
: Pelvis, costa, proximal femur
Ro
:
-
destruksi
korteks lokal, batas tidak tegas
-
batas jaringan sehat & lesi tidak dapat
dibedakan
-
sentral tumor à kalsifikasi tidak teratur
-
erosi endosteal, scalloping
-
“pop-corn” appearance
-
Reaksi Periosteal à Lamellar
4.
Ewing
Tumor
Asal
dari medulla. Umur 5 – 20 thn
Predileksi
: tulang2 panjang
Ro
:
-
Reaksi
periosteal berlapis-lapis (Onion Skin Appearance)
-
Segitiga
Codman
-
Sklerotik
kadang2 & sebagai garis longitudinal
-
Destruksi
tulang
-
Soft
tissue swelling
5.
Sinovioma
70%
ekstremitas inferior à lutut. Kurang 30 thn . Amat ganas à cepat metastase ke KGB
Ro
:
-
Massa
jaringan lunak sekitar sendi
-
Banyak
kalsifikasi
-
destruksi
tulang irreguler dekat sendi
-
Penebalan
sinovia & erosi perlekatan kapsula
6.
MM (Multiple Mieloma)
Tumor
primer ganas sumsum tulang
Ro
:
-
Osteoporosis
à cortex menipis
-
Osteolitik
-
Punch
out lesion à multiple, bulat, tegas, intak, ukuran bervariasi
-
Tepi
dlm kortex à scalloping
-
Kadang2
lesi ekspansif & memberi gbr “soap bubble” DD : metastasis
7.
Metastasis
Dapat
osteolitik, osteoblastik. Batas tidak tegas. Tepi irreguler & kadang2 tepi
sklerotik. Predisposisi metastase urutan terbanyak :
Ø
Vertebra, iga & sternum, tengkorak & pelvis, tulang2 lain
4.
PENYAKIT
DEGENERATIF SENDI/METABOLIK
A. SPONDYLOSIS / SPONDYLOARTHROSIS
Osteo Arthritis dari Spine
Rontgen :
-
Spur
formation / osteophyte à
·
Anterior
·
Posterior
·
Lateral
-
Dapat
terjadi bridging à bamboo spine
-
Marginal
sclerosis dari corpus vertebra
-
Spur
dapat menjulang kedalam (foramen Intervertebralis à paling sering cervical (C5,C6,C7) à ggn
neurologis
Ro :
-
Khas
osteolitik
-
Di
medulla (khas area radiolusen irreguler)
-
Ekspansi cortex
-
Soft
tissue swelling (ok perluasan jaringan lunak)
-
Tidak
ada/ jarang ada reaksi periosteal
B. OSTEOARTHRITIS (OA)
-
Osteoarthrosis
à degeneratif joint disease
-
Predileksi
à mulai pada lutut
-
Wanita
> pria
Rontgen (jari2) paling sering distal
interphalangeal joint
-
Selalu
sendi menyempit
-
Permukaan
sendi irreguler
-
Herbendens
Nodes pada aspect dorsal dari basis phalang distal à spurformation
-
Subchondral
cyst like defect
Ro
(Lutut) :
-
Spur
aspek posterior patella
-
Spur
formation : condylus tibia proximal,femur
distal, eminentia
intercondyloidea tibia
-
Sendi
menyempit à aspek medial (DD.Rheumatoid :
menyeluruh sendi)
C. PSORIATIC ARTHRITIS
-
Destruksi
Predominant mengenai à distal
-
interphalangeal
joint (seperti OA)
-
Terjadi
ankylosing pada interphalangeal joint DD.
-
Rheumatoid pada interphalangeal joint
-
Ruang
sendi lebar à permukaan jelas
-
Destruksi
artritis pada interphalangeal joint dari ibu jari kaki
-
Osteoporosis
Ringan
-
Kaki
lebih jelas menunjukkan psoriatic arthritis
-
Mineralisasi
tulang tidak terganggu
D.
ANKYLOSING
SPONDYLITIS
Marie strumpells/von
bechterews/rhematoid spondylitis wanita = pria à
biasa pada orang muda Rontgen :
·
Sacro-iIiac
Joint kabur (SI) à melebar à menyempit à
sklerosing/ankylosing (bilateral)
·
Mulai
selalu di SI Joint
·
Squaring
anterior corpus vertebrae
·
Osteoporosis
umum
·
Kalsifikasi
ligamentum + paraspinal soft tissue
·
Bamboospine
·
Destruksi
discus
·
Syndesmophyte
formation
E.
RHEUMATOID
ARTHRITIS
-
Wanita
> pria
-
Multiple
& Symetris
-
Paling
sering terkena : proksimal interphalangeal joint,metacarpophalangeal
joint,wrist joint (radiocarpal), à tidak semua joint bisa terkena.
Rontgen
:
·
Periartikular
soft tissue swelling à bentuk fusiform (spindle
sharped)
·
Osteoporosis
daerah periarticular
·
Celah
sendi menyempit à destruksi rawan sendi
·
Marginal
erotion juxta articular à arthritis mutilans
·
Ankylosing
tulang + subluxatio
·
Ulnar
deviation dari jari2 à Akibat subluxatio ( flexi extensi → swan neck Appearance )
F.
GOUT
Pria > Wanita Lebih 40 thn
Rontgen :
·
Perubahan
Rontgen à baru terlihat pada serangan berulang2
·
Pada
umumnya à hanya mengenai “satu joint” metacarphalangeal joint
(tetapi sendi lain tangan & kaki bisa kena)
·
Deposit
Na. urat à tidak radioopak (tidak terlihat, hanya terlihat
periartikuler & joint swelling
·
Osteolitik
juxta artikular à kecil/besar batas tegas
·
Ada
subartikuler cystic area à tepi sklerotik à Over hanging edge,D±0,3-3 cm atau disebut PUNCHED
OUT
·
Bila
ada deposit Ca pada tophi à tophi terlihat
·
Sendi
sempit
·
Osteoporosis
kurang
FOTO KEPALA
Informasi/kelainan2 dapat :
-
Fraktur
-
Infeksi
-
Tumor
: - primer dan sekunder
-
Sinus
paranasalis Kongenital
Tanda2 peningkatan tekanan intra
kranial :
ü
Sutura
melebar
ü
Impressiones
digitatae
ü
Destruksi
sella
MEDIA
KONTRAS
-
Media
kontras è suatu bahan yg sehingga dapat
dibedakan dengan sekitarnya.
-
Kontras
berarti perbedaan densitas.
-
Diberikan
pada pemeriksaan dengan Sinar-X (Radiografi, CT-Scan, Kateterisasi
jantung/Angiografi) maupun MRI
-
Contoh : saluran pencernaan, rongga tubuh, saluran kemih/empedu,
tuba falopii, pembuluh darah, tumor, limpa, kelenjar, sumsum tulang,dll
MEDIA KONTRAS RADIOGRAFI
I.
KRITERIA
MEDIA KONTRAS :
- Mengandung
unsur dgn no.atom yg relatif tinggi/rendah, shg dpt memberi perbedaan
densitas optimal untuk keperluan diagnostik.
- Bila
disuntikkan atau diminum, toksisitasnya terhadap jaringan hrs rendah atau
tidak toksis sama sekali.
II.
PENGGOLONGAN
MEDIA KONTRAS
Secara
garis besar media kontras terbagi dua
yaitu :
1.
Media
kontras positif
-
Media
kontras yaitu bahan kontras yg membuat organ/jaringan yang diperiksa akan
menahan sinar-X lebih besar dari jaringan disekitarnya.
-
Semua
Unsur logam. Namun unsur logam yang memenuhi syarat hanyalah unsur iodium dan
2.
Media
kontras negatif
-
Media
kontras yaitu bahan kontras yg membuat organ/jaringan yang diperiksa akan
menahan sinar-X lebih sedikit dari jaringan disekitarnya.
-
Semua
Unsur gas
Contoh
: udara, oksigen, helium, CO2, nitrat dioksida dan nitrogen.
Namun
yang aman dan murah adalah UDARA
PENGGUNAAN
MEDIA KONTRAS DALAM PEMERIKSAAN SINAR-X UMUMNYA ADALAH BAHAN KONTRAS POSITIF
DALAM BENTUK SEDIAAN FARMASI
METODE
PEMBERIAN MEDIA KONTRAS
1.
Injeksi
langsung
2.
Ditelan
(ingested)
3.
Menggunakan
kateter
MEDIA
KONTRAS POSITIF
1.
Media
kontras Ionik :
-
Larut
dalam air menjadi partikel2 bermuatan listrik disebut ion.
-
Ion
positif berupa ion Natrium.
-
Ion
negatif berupa derivat benzena dengan 3 atom iodium dan karboksil bermuatan
negatif.
Terbagi
2 yaitu monomer dan dimer.
Kerugian
media kontras ionik adalah tekanan osmotik yg sangat tinggi kurang lebih 8
x tekanan osmotik fisiologis cairan
tubuh. (300 mOsm/kg air).
2.
Media
Kontras Nonionik
:
-
Bersifat
netral seperti molekul air.
-
Senyawa
media kontras Nonionik seperti
Iopamidol, iohexol, yang dipakai akhir-akhir ini rationya 3 : 1 sehingga tekanan
osmotiknya lebih rendah.
Juga terbagi 2 yaitu monomer dan
dimer.
Contoh
Media Kontras Ionik
-
Amidotrizoate
(ditrizoate)èmonomer.
o
Contoh
: Angiografin, Hypaque, Urografin, Urovison.
-
Iothalamate
è monomer.
o
Contoh
: Conray, Vasobrix, Telebrix
-
Metrizoate
è monomer.
o
Contoh
: Triosil, Isopaque.
-
Ioxaglate
è dimer.
o
Contoh
: Hexabrix
EFEK
SAMPING BAHAN KONTRAS
Prosedur-prosedur
tertentu bersifat INVASIVE SELALU
MINTA PADA PASIEN RIWAYAT DAN PERSETUJUAN SEBELUM MEMULAI
ATAU MEMBERIKAN MEDIA KONTRAS
INFORMED
CONSENT
Bentuk
persetujuan
ASPEK
YANG HARUS TERPENUHI :
-
PENJELASAN
-
PENGERTIAN
-
PERSETUJAUAN
BLOOD
WORK
LAB TESTS : Fungsi Gimjal
LAB TESTS : Fungsi Gimjal
-
WATCH THE UPPER LIMITS
-
BUN
= BLOOD UREA NITROGEN
-
Merrills
pg 214 range is 8 to 25
§
pg
242 range is 10 - 20
-
always
check with RAD when level above 20
-
CREATININE levels range:
-
pg 214
(0.6 - 1.5) pg 242 (0.05 - 1.2)
-
always
check with RAD when level above 1.2
-
Indicates
function of kidneys
-
Diseases
/ dehydration / kidney failure
EFEK SAMPING MEDIA KONTRAS
·
Angka
terjadinya efek samping umumnya berkisar 1-12%
·
Tidak
dapat diprediksi dengan menggunakan skin test
·
Physicochemical
yang berhubungan dengan efek samping :
-
Efek
arus listrik
-
Hiperosmolaritas
-
Chemotoksisitas
·
Pada
Ginjal
·
Non
Ginjal
TOKSISITAS
MEDIA KONTRAS
Toksisitas
media kontras berhubungan dgn :
1.
Kemotoksisitas
-
Tergantung
efeknya pd protein ruang ekstraseluler dan atau dlm membran sel, organ sel, dan
enzim intraseluler.
-
Ion
karboksil dlm kontras ionik è neurotoksisitasnya tinggi dlm
subarachnoid, shg media ini tdk digunakan dlm mielografi.
-
Rx
ini berhubungan dgn hidro/lipofilitas, ikatan protein dan pelepasan histamin.
2.
Osmotoksisitas
-
Akibat
hipertonitasècairan keluar dari eritrosit, sel
endotelial dan struktur lainnya.
-
Hal
ini menyebabkan rasa nyeri pada arteriografi, dilatasi pembuluh darah,
penurunan tekanan darah, dan perubahan viskositas darah.
3.
Ketidakseimbangan
ion
- Bila
kontras masuk dlm darahè ion yang berbeda-beda dgn
konsentrasi terlalu tinggi atau terlalu rendah dpt menyebabkan efek
samping.
- Fibrilasi
ventrikel dpt terjadi pada arteriografi koroner, jg dpt mempengaruhi
plasma protein.
4.
Viskositas
-
Media
kontras nonionik monomer lebih rendah viskositasnya dibanding dengan nonionik
dimer.
-
Tekanan
dan temperatur berpengaruh thd viskositas.
-
Sebaiknya
kontras digunakan pada suhu 370C atau memakai pompa injeksi mekanis
untuk pemeriksaan angiografi.
Beberapa pendapat bahwa
terjadinya reaksi akibat penggunaan media kontras disebabkan
oleh :
1.
Kecemasan
2.
Pelepasan
histamin dan serotonin
3.
Formasi
antigen-antibodi
4.
Aktivasi
komplemen dan sistem koagulasi
Resiko meningkat
-
Alergi,
terutama terhadap makanan
-
Asma
-
Ada
riwayat efek samping pada penggunaan media kontras
Mencegah
efek samping pada ginjal
Ø
Hidrasi
-
Oral
500 ml sebelum prosedur, 2,500 ml dalam 24 jam setelah prosedur
-
IV,
saline 0,9 %; dengan kecepatan 100 ml/ jam à 4 jam sebelum prosedur – 24 jam setelah
prosedur
Ø
Premedikasi
:
-
Kortikosteroid
-
Antihistamin
H1
·
Prednisone
50 mg po, 13, 7, 1 jam sebelum prosedur
+ diphenhydramine 50 mg, 1 jam sebelum prosedur
·
Methyl
prednisone 32 mg po, 12 dan 2 jam sebelum prosedur
-
Hydrocortisone
200 mg IV, 13,7& 1 jam +
diphenhyramine 50 mg IM, 1 jam sebelum prosedur
SKIN
TEST
Ø Insidensi ADR pada pasien skin
test (-) = populasi umum
Ø Skin Test (+) pada 375 orang :
-
20,3%
tidak terjadi ADR sama sekali
-
55,7%
ADR ringan à tidak perlu obat
-
23,2%
ADR sedang à dapat ditangani selama masih dimeja radiografi
-
0,8%
ADR berat
Ø Kesimpulan à Skin Test Tidak Akurat
Reaksi-Reaksi Anafilaktif
urticaria dan gatal-gatal, sampai
bronchospasma dan edema facial dan laryngeal.
Nefropati
-
Adalah
gangguan fungsi ginjal à 3 hari stlh pemberian
intravaskuler CM à tanpa ada penyebab lain
dapat ditimbulkan baik oleh peningkatan kreatinin darah lebih besar dari 25%
atau peningkatan mutlak kreatinin darah yang mencapai 0,5 mg/dL.
-
Ada tiga faktor yang terkait dengan meningkatnya risiko
nefropati yang dipengaruhi oleh medium kontras, yaitu: gangguan ginjal
sebelumnya (seperti penurunan kadar kreatinin < 60 mL/menit (1.00 mL/detik),
diabetes yang telah ada sebelumnya, dan volume intravascular yang berkurang
(McCullough, 1997); Scanlon dkk., 1999).
-
Osmolalitas bahan kontras diyakini sangat berperan dalam
nefropati
CIN
(Contrast Media Induced Nephropathy)
-
Penanda
à kadar kreatinin serum (SCr) naik:
·
>25%
dari baseline
·
44
µmol/l (0,5 mg /dl) dalam 48 – 72 jam pasca pemberian.
-
Karena
viskositas
eGFR (new test) estimated Glomerolus-Filtrate Rate
GFR<60 ml/mnt/1,73 m2
“eGFR
(ml/mnt/1,73m3) = 1,866 (SCr)-1,154 x (Usia)-0,203 x (0,742 bila wanita) x
(1,210 bila berkulit hitam)”
Untuk meminimalisir risiko terjadinya nefropati :
-
Dosis media kontras harus diupayakan serendah mungkin,
meski masih mampu ditambahkan untuk melakukan pemeriksaan .
-
Bahan kontras
bersifat non ionic
-
Media
kontras yang nonionic dan iso-osmolar.
-
Hydrasi cairan intravenous dengan larutan garam.
-
Hidrasi fluida intravenous dengan larutan garam ditambah
sodium bikarbonat.
-
N-asetilcystein (NAC). NAC, 600 mg secara oral dua kali
sehari, pada hari sebelum selama prosedur jika pelepasan kreatinin diperkirakan
lebih kecil dari 60 mL/menit (1,00 mL/detik).
Reaksi
kemotoksi
-
Pasien yang memiliki kelainan pada kelenjar gondok sering
mengalami reaksi kemotoksik setelah menjalani pemeriksaan dengan bahan kontras
-
Disebabkan
Kenaikan intake iodida
III.
PENATALAKSANAAN
TERHADAP REAKSI MEDIA KONTRAS
Dapat
diberikan secara subkutan, intramuskuler, atau intravena.
-
Reaksi
alergi akut :
urtikaria,
edema, sakit kepala, mual, muntah, nyeri perut (diare),
asthma-rhino-conjunctivitis.
Th/
: -Epinefrin 0,5 mg sc (1 mg/ml)
-Oksigen 2-6 L/mnt
-Difenhidramin 50 mg im.
-
Reaksi
anafilaktis :
takikardi,
tekanan darah tidak teratur, kulit
pucat.
Th/
: -Epinefrin 0,3-0,5 mg iv (0,1mg/ml)
-Oksigen 2-6 L/mnt
-
Anafilaktik
syok :
gelisah,
status asmatikus, respiratory arrest,
circulatory collapse, cardiac arrest.
Th/
: -Epinefrin 0,3-1,0 mg iv (0,1mg/ml)
-Oksigen 2-6 L/mnt
-Hidrokortison 250 mg iv
-Ventilasi dan intubasi yang baik
-Infus NaCl.
JENIS TINDAKAN
DIAGNOSTIK
1.
Tractus
Digestivus
Umumnya
menggunakan bahan kontras barium (encer-Padat)
Osefagus : Osefagografi à Via oral
Lambung dan Duodenum : MD foto
(Maag-Duodenum) à Via oral
Usus Halus : Follow Through à via oral
Usus Besar : Colon in Loop (Butuh
BNO)à Via Anus
Teknik Pemotretan :
Pasien
Berdiri, Supine dan Prone dengan posisi : AP,PA, lateral, dan LPO
(untuk pasien Supine) dan RAO
2.
Tractus
Urinarius
·
BNO-IVP;
Intra Venous Pieolgrafi ( Butuh BNO) : Menggunakan Bahan Kontras Secara
IV
1.
Untuk
melihat fungsi ginjal
2.
Melihat
Pelvi-caliseal system
3.
Melihat
ureter
4.
Melihat
Kantung kemih
•
Uretrosistografi
: Menggunakan bahan kontras via uretra
•
Sistografi
: Melihat Kantung Kemih à Via Uretra
•
RPG
; Retrograde Pielografi : melihat pelvis renalis hingga kantung kemih dengan kateter
3.
Sistem
Saraf
•
Mielografi
: Sum-sum tulang belakang ( Pasien Puasa) dan dikerjakan dalam semi steril
•
Ventrikulografi
: Ventrikel
•
Discografi
•
Caudografi
Catatan
: Pemeriksaan ini telah tergantikan oleh
CT-Scan Dan MRI
4.
Sistem
Reproduksi Wanita
HSG (Histero Salphingografi) =
Pemeriksaan untuk melihat Tuba Fallopi
dan ovarium
Vaginografi = Untuk melihat
vagina biasanya pada kasus-kasus fistel
Mammografi = Untuk melihat jaringan payudara
Indikasi
1.
Screening : Beberapa
negara telah menyarankan mammografi rutin (1-5 tahun sekali) bagi perempuan
yang telah melewati paruh baya sebagai metode screening untuk
mendiagnosa kanker
payudara sedini mungkin
2.
Diagnostik : untuk melihat beberapa tipe tumor dan kista,
dan telah terbukti dapat mengurangi mortalitas
akibat kanker
payudara
Pelvimetri = melihat bentuk dan
ukuran panggul (inlet dan outlet
Garis-garis Penting
-
Pelvis
inlet : dibatasi oleh promontorium sakral, linea terminalis, simfisis, crista
tulang pubis
-
Conjungata
Vera (Internal conjungata diameter) : Diukur dari pusat pusat promontorium
sakrum ke simfisis pubis.
-
External
conjungata diameter : Dari Proc.Spinosus lumbal 4-5 ke atas simfisis pubis
5. Hepato-Biliaris
1)
IV/Oral
Cholesistografi
2)
PTC
: Percutaneous Transluminal Cholesistografi
3)
ERCP
: Endoscopic Ratrograde Cholangio-Pancratografi
4)
T-Tube
Cholangiografi : Menggunakan Slang T saat operasi pengangkatan batu berlangsung
KHUSUS
Corpus Alienum ( Benda Asing)
Kelenjar air mata
(Dacrisistografi)
Kelenjar air liur ( Sialografi) :
menggunakan air yang asam (perasan jeruk) untuk merangsang pembukaan muara
kelenjar
Fistulografi : Untuk melihat
fistel (Saluran Abnormal ; bekas abses)
RADIASI
DOSIS
AMBANG RADIASI
Effective
Dose
|
Radiation
Source
|
<=
0.01 rem
|
annual
dose living at nuclear power plant perimeter; bitewing, panoramic, or
full-mouth dental x rays; skull or chest x ray
|
<=0.1
rem
|
single
spine x ray; abdominal or pelvic x ray; hip x ray; mammogram
|
<=0.5
rem
|
kidney
series of x rays; most barium-related x rays; head CT; any spine x-ray
series; annual natural background
radiation dose; most nuclear medicine brain, liver, kidney, bone, or lung
scans
|
<=1.0
rem
|
barium
enema (x rays of the large intestine); chest, abdomen, or pelvic CT
|
<=5.0
rem
|
cardiac
catheterization (heart x rays); coronaryangiogram (heart x rays); other heart
x-ray studies; most nuclear medicine heart scans CT = computerized
tomography; a specialized x-ray exam.
|
RADIOLOGI
DASAR
1.
Target
Untuk Perawat
Agar
Perawat dapat memberikan penjelasan kepada pasien yang akan memperoleh
pelayanan radiologi melakukan tindakan
keperawatan , dan berinteraksi dalam lingkungan kerja/RS .
Untuk
itu perawat perlu Mengetahui :
-
Fungsi
dan Kedudukan Radiologi
-
Jenis-jenis
tindakan Radiologi
-
Persiapan
dan penanganan Pasien Pasca tindakan radiologi tertentu
-
Mengetahui
kriteria foto/radiografi yang baik
2.
Defenisi
Radio
= Sinar, Pancaran/paparan
Logos
= Ilmu
Dibagi
2 :
1. Diagnosa
(Radiodiagnostik)
2. Terapi (Radioterapi)
Radio
diagnostik diperluas menjadi Medical Imaging Karena kemajuan teknologi dan
sumber
pencitraan
3.
Medical
Imaging / Radiodiagnostik
Bertujuan untuk diagnosa baik yang bersifat
patologis maupun non-patologis
-
Sinar
– X : Foto sinar-X/Rontgen, CT-Scan
-
Gelombang
Suara : Ultra sonografi (USG)
-
Proton
Tubuh + Medan Magnet : MRI
-
Radioisotop
: Kedokteran Nuklir
4.
Radioterapi
Mengunakan
Radioaktif atu sinar-X berenergi Tinggi
Tujuan
:
1)
Primer
: Memusnahkan
sel-sel ganas (tumor)
2)
Kombinasi
: Saling melengkapi :
Bedah / Kemoterapi
3)
Paliatif
(meringankan) : tidak untuk tujuan penyembuhan lagi tapi sekadar Meredakan
nyeri, menghilangkan bau dll.
TERMINOLOGI
A. Posisi
pemotretan
•
Antero-Posterior
(AP) / Frontal= Sinar-X masuk dari bagian depan tubuh menembus keluar pada
bagian belakang tubuh
•
Postero-Anterior
= Kebalikan dari AP
•
Oblik
: objek membentuk sudut 45 derajat ;
•
RAO
= Right Antero Oblik = Menyudut 45 derajat dengan Sisi kanan depan objek menempel pada film.
LAO, RPO, LPO
•
Lateral
= Menyamping
•
Lateral
Dekubitus = Tidur menyamping ; LLD (left Lateral Decubitus) dan RLD (right
lateral Decubitus).
•
Infero-Superior=
Sinar-X dari sisi atas ke sisi bawah
B.
Dasar
Citra/Gambar
-
Sinar
X
C.
JENIS
IRISAN (SLICE TYPES)
1. Potongan axial : Potongan
Melintang yang membelah sumbu memanjang objek
2.
Potongan
sagital : Potongan Dari depan ke belakang (// sutura sagital) menghasilkan penampang lateral objek
3.
Potongan
koronal : Potongan dari arah sisi samping (// sutura Coronaria) menghasilkan penampang objek dari
sisi anterior/posterior
D.
Densitas
•
Derajat
Kehitaman/Tingkat keterangan (brighness) pada suatu area gambar
•
Perbedaan
2 densitas disebut Kontras
Jenis
Densitas :
•
Hiperadiopak
= Sangat Putih / Sangat terang
•
Radioopak
= Putih / Terang
•
Intermediate = Pertengahan (abu-abu)
•
Radiolusen
= Hitam / Gelap
•
Hiperadiolusen
= Sangat Jitam / Sangat Gelap
E.
Diagnosis
area
•
Cold
area = Kurang Instensitas
sinar-X/Sinar Gamma/ Panas
•
Hot
Area = Kuat Instensitas
sinar-X/Sinar Gamma/ Panas
•
Area
Hiperdens = Padat / Putih / Terang
•
Hipodens = Suram/gelap
RADIOLOGI TORAX
A. Foto
torax
•
Melihat
Paru-paru, Costa, bentuk dan ukuran jantung, bahu serta jaringan lunak thorax
•
Ciri
khas umum Foto thorax untuk membedakan kiri dana kanan :
1.
Jantung
cenderung ke kiri
2.
Arcus
Aorta di sisi kiri atas
3.
Diafragma
kanan lebih tinggi dari kiri
4.
Fundus
Gastericus dibagian bawah diafragma kiri
•
Syarat-syarat
foto thorax yang baik :
1.
Full
Inspirasi
2.
Simetris
3.
Representatif
4.
Tidak
Overlap
5.
Kondisi
foto baik
FOTO THORAX PADA PENYAKIT
KARDIOVASKULAR
Istilah-istilah
SVC:
superior vena
cava;
PA:
pulmonary
arteries,
RA:
right atrium;
RV: right ventricle;
IVC: inferior vena cava
Ao:
Aorta, ,
Lau:
auricle of the left atrium, which itself sits posteriorly at the base of
the heart.
PV:
Vena pulmonary converging on the left atrium.
LV:
left ventricle
CTI (Cardio Thorasic Index) / CTR
(cardio Thorasic Ratio
CTR = (a + b) / c = 50 %
Foto
lateral
Foto Lateral berguna untuk
menilai bentuk dada pakah yang bersangkutan memiliki dada yang gepeng. Dada
gepeng menjadikan ruang untuk jantung menjadi sempit, sehingga jantung melebar
ke samping seolah menjadi besar. Selain itu jika sternum melengkung kerah dalam
akan menekan jantung ke samping dan memberi kesan pula jantung memebesar
PEMERIKSAAN ABDOMEN
A. Foto
BNO (Bier Nier Overzich)
•
Foto
Polos Perut yang memerlukan persiapan sebelum pemotretan
•
Tujuan
Persiapan : Untuk Mengosongkan usus besar dari fecal mass dan udara
•
Cara
Persiapan :
1.
Pasien
Rawat Jalan :
-
2
hari sebelum pemotretan diet makanan tanpa serat
-
12
jam sebelum pemeriksaan minum obat pencahar
(Garam Inggris 30 gram)
-
6-8
jam sebelum pemeriksaan puasa
-
2-3
Jam sebelum pemeriksaan memasukkan dulcolax supp ke lubang anus
2.
Pasien Rawat Inap
-
2
hari sebelum pemotretan diet makanan
tanpa serat
-
12
jam sebelum pemeriksaan minum obat
pencahar (Garam Inggris 30
gram)
-
6-8
jam sebelum pemeriksaan puasa
-
2-3
Jam sebelum pemeriksaan Pasien di klisma
B. Foto
Cyto Abdomen
-
Abdomen
Akut : Suatu keadaan mendadak di dalam rongga abdomen yang memerlukan tindakan
segera.
-
Foto
cyto abdomen terdiri dari 3 posisi rutin
:
1)
AP
supine
2)
Erek
(tegak)Left lateral decubitus (LLD)
-
Untuk
diagnosa abdomen akut FotoThorax Erect juga amat berguna
The
Erect Chest
n
Best
for free air
n
To
evaluate for intrathoracic abnormalities presenting with abdominal complaints,
especially pneumonia (more common in kids)
Supine
Abdomen
n
Best
for abdominal detail: Organs, bones and joints, calcifications, fat and gas
pattern
Erect
Abdomen
n
For
air-fluid levels and little else
Left
Lateral Decubitus Abdomen
n
Substitute
for erect chest (free air) and erect abdomen (air-fluid levels) in a patient
unable to sit or stand
Penyebab
n
Peradangan
mendadak salah satu organ intra-abdominal
n
Perforasi
n
Perdarahan
intra-abdominal
n
Ileus
(obstruktif atau paralitik)
n
Corpus
alienum
Target
-
Batu
Radiopak, kalsifikasi atau benda asing yang radiopak
-
Garis
Psoas
-
Udara
bebas (free air)
-
Cairan
(di dalam / luar usus : Air Fluid Level)
-
Gambaran
Udara Usus :
1. Pelebaran lambung dan usus
2. Penyebaran dari usus yang melebar
3. Keadaan dinding usus
4. Jarak 2 dinding usus yang berdampingan
The
Normal Abdominal Series
-
Chest
-
Supine
abdomen
-
Erect
abdomen
-
Left
lateral decubitus abdomen
RADIOLOGI MUSKULOSKELETAL
Kenapa
radiologi tulang dilakukan
- Melihat
/ memastikan fraktur
(Lokasi, jenis fraktur ) atau dislokasi sendi
- Perencanaan
bedah dan panaksiran hasil bedah
- Follow
up pasca tindakan/terapi
- Memonitor progresitivitas arthritis maupun penyakit tulang dan
sendi lain
- Deteksi
dan diagnosa bone cancer.
Pendahuluan
Pemeriksaan Rontgen” Tulang
memberi informasi :
- Lesi
tulang & jaringan Lunak sekitarnya
- Adanya
fraktur/ancaman fraktur patologis
- Asal/Sifat
suatu lesi(jinak/ganas)
- Sebagai
guide untuk biopsi
- Follow
Up perjalanan penyakit
Anatomi radiologi : BUKU MESCHAN
I :
1.
Articular
cartilage
2.
Subarticular
of epiphyse
3.
Epiphysis
4.
Epiphyseal
line
5.
Metaphysis
6.
Diaphysis
KELAINAN TULANG DAN SENDI
- ANOMALI PERKEMBANGAN/KONGENITAL
- INFEKSI
- TRAUMA & FRAKTUR
- PENYAKIT DEFISIENSI TULANG
- PENYAKIT DISPLASIA TULANG
- TUMOR TULANG
- AVASCULAR NEKROSIS/ASEPTIK NEKROSIS
- PENYAKIT DEGENERATIF SENDI/METABOLIK
1.
TRAUMA
& FRAKTUR
a.
Trauma
dapat bersifat
-
Ringan
: Hematoma è kadang pd foto tulang tidak
terlihat
Berat
; subluksasi, dislokasi disertai fraktur
-
Eksternal
: tabrakan, jatuh
-
Internal
: kontraksi otot yg kuat & mendadak, mis : epilepsi, tetanus & renjatan
listrik
b.
Fraktur
-
adalah
rusaknya kontinuitas tulang, kartilago atau keduanya & disertai kerusakan jaringan.lunak
-
fraktur
dapat terbuka atau tertutup
Evaluasi
foto
1.
Diagnostik
è segera setelah terjadi trauma
2.
Post
reposisi
3.
1-2
minggu è apakah kedudukan berubah/tidak
4.
6-8
minggu è callus forming
5.
Setiap
perubahan / pergantian traksi
6.
Menjelang
keluar RS
Komplikasi
Fraktur
1.
Osteomyelitis
2.
Non
Union (neoarthrosis)
3.
Bone
artrophy
4.
Bone
formation in muscle è myositis ossificans
5.
Deformitas
berat
Beberapa tipe fraktur
Transversal oblik kominutif
Fraktur
radius bagian distal
a.
Fraktur
Colles
fr.radius bagian distal (sampai 1
mm dibagian distal) dengan angulasi ke posterior, dislokasi ke posterior dan
deviasi fragmen distal ke radial
b.
Fraktur
Smith
Fr.radius bagian distal dengan angulasi
atau dislokasi fragmen distal ke volar
Fraktur
radius dan ulna
a.
Fr.Monteggia
fr.ulna bagian proximal dengan
dislokasi kaput radii
b.
Fr.Galeazzi
fr.radius bagian distal dengan
dislokasi ulna bagian distal
Fraktur
Patologis
1.
Fr.trauma
berat
2.
Fr.Spontan/patologis,
mis:
- tumor tlg : ( primer, sekunder)
- infeksi: ( osteomielitis)
3.
Fr.stress
:
oleh trauma ringan & terus menerus
mis : fr.march à metacarpal
fr.tibia à Penari Ballet
fr. Fibula à pelari jarak jauh
Lain-lain
- Fr.bentuk T, V, atau Y
- Fr. Impacted
- Fr.longitudinal
2.
PENYAKIT
DEFISIENSI TULANG
A.
Rickets
(Hipovitaminosis D)
1.
Kelainan
tulang akibat defisiensi vit D,kerusakan ginjal, kerusakan absorbsi mineral
(usus)
2.
Rontgen
a.
Pembesaran
chondrocostal junction (rachitis rosary)
b.
Cupping
metafise (tarikan otot-otot & ligamentum)
c.
Bowing
tulang2 panjang
d.
Kadang2
Greenstick fraktur
e.
Kalsifikasi
subperiosteal
f.
Tepi
ala ossis ilii (irreguler)
g.
Dens
metaphysial line yang normal menghilang
(irreguler+frayed)
h.
Kepala:
Fontanella + sutura ( masih terbuka)
i.
Osteoporosis
B.
Scurvy
(hipovitaminosis C)
1.
Akibat
defisiensi Vit C terjadi kegagalan pembentukan jaringan Intraseluler termasuk
tulang, kartilago & endotel
2.
Pembentukan
tulang terhambat, sedangkan reabsorbsi tetap terjadi (osteoporosis)
3.
Rontgen
:
1.
Osteoporosis
general
2.
Ground
Glass Appearance
3.
Cortex
tipis
4.
Metafise
lebar (cupping)
5.
Pelkens
sign àmarginal spur formation
6.
Wimberger’s
sign à marginal ring calcification pada pusat2 osifikasi
di epifise
7.
Subperiosteal
hematoma è mengalami kalsifikasi è subperiosteal bone
3.
TUMOR
TULANG
Dapat
benigna/maligna serta bisa primer/ Sekunder (metastase) : Untuk membedakan
maligna atau tidak :
1.
Umur
penderita
2.
Lamanya
gejala2 nyeri & pembengkakan serta kecepatan pembesaran
3.
Besar
kecilnya tumor
4.
Jumlah
lesi (mono/polistatik)
5.
Lokalisasi
dalam tulang
6.
Densitas
: osteolitik, osteosklerotik & campuran
7.
Struktur
tumor : tepinya, destruksi: sentral/ tepi, bentuk reaksi periosteal,
kontinuitas cortex
8.
Bentuk
tulang keseluruhan : bengkok, ada fraktur
1.
0
- 5
thn : neuroblastoma
2.
5 - 20 thn :
ewing tumor
3.
10
- 25 thn : osteosarcoma
4.
20
- 40 thn : giant cell
tumor
5.
20
- 70 thn : lipoma
6.
30
- 45 thn : fibrosarkoma
7.
30
- 50 thn : periosteal
sarcoma
8.
30
- 60 thn :
chondrosarcoma
9.
30
- 70 thn : hemangioma
10. 40 - 80 thn : metastase, Multipel Mieloma
3
Hal penting lesi pada tulang
* infeksi/neoplasma
* benigna/maligna
*primer/sekunder
Klasifikasi
tumor tulang :
A.
Dari
jaringan Skeletal
1.
Jaringan
tulang:
a.
Jinak: bone island, osteoma,
osteoid osteoma, osteoblastoma
b.
Ganas
; Osteosarkoma, periosteal sarcoma
2.
Kartilago
:
a.
Jinak
:Khondroma,Khondroblastoma, Khondromixoid Fibroma
b.
Ganas
( Khondrosarcoma )
3. Jaringan Fibrosa :
a.
Jinak
: Fibrosa, Brown Tumor
b.
Ganas : Fibrosarkoma
4.
Giant
Cell ( Giant Cell Tumor )
a.
Jinak : GCT,ABC {Aneurysma Bone Cyste}
b.
Ganas : Giant Cell Tumor Maligna
B.
Dari
Jaringan Lain Dalam Tulang :
1.
Pembuluh
Darah : Hemangioma,Glomus, Tumor,Hemagio Sarcoma
2.
Saraf
: Neurofibroma,Neuroblastoma, Neurofibrosarcoma
3.
Lemak
: Lipoma,Liposarcoma
4.
Natokord
: Chordoma
5.
Epitel
: Dermoid, Adamantinoma
6.
Limfoid/Hemopoetik
; Limfoma, Leukimia,
Plasmositoma,Multipel Mieloma
C.
Dari
Sendi à Sinovioma
D.
Tidak
Diketahui :
a.
Jinak :
Solitary Bone Cyst
b.
Ganas : Ewing Tumor
Tumor
Jinak :
1.
Bone
Island ( Enostosis )
Ro
:
-
Soliter/
Multiple
-
Terletak
di Medulla ( Selalu )
-
Densitas
Homogen
-
Tepi
dapat Irreguler à Terjadi Spikula ke cavum Meduller
2.
Osteoma
Ro
:
-
Dapat
di Kepala, Sinus Paranasalis
-
Ukuran
± 2.5 Cm
-
Densitas
Tinggi, Tegas, Tepi Rata & Homogen
3.
Osteoid
Osteoma
Pria
: Wanita = 3 : 1. Dekade 2 / 3
Predileksi
: Diafise Tulang Panjang (50% Femur Bagian Proksimal
). Tibia Skull à Jarang
Ro
:
-
Area
Radiolusen Oval/Bulat à Tepi Sklerotik
-
Densitas
Tinggi dan Diameter ± 2.5 Cm
4.
Osteochondroma
Pertumbuhan
keluar dari tulang berasal dari cortex diafise tulang panjang menjauhi sendi
Ro
:
-
Tipe
pedunculated (khas tonjolan tulang dari cortexà dengan gambaran dari trabekula
lesi masuk dalam medulla melalui defek dari cortex )
-
Kalsifikasi
dalam lesi
-
Ukuran
± 8-10 cm à arah menjauhi sendi
-
Pada
pelvis dan scapula à gambaran irreguler dengan densitas tinggi à memberi gambaran Bunga Kol
5.
Giant
Cell Tumor (Osteoclastoma)
Usia
20 – 40 thn. Amat jarang terjadi sebelum maturitas tulang. Kadang2 multifokal
pada tangan. Lesi soliter, predileksi di lutut, ujung distal radius,
kadang-kadang pada sacrum, pelvis &
vertebra.
Ro
:
-
Zone radiolusen, khas terletak tepat pada
cortex dibawah sendi
-
Letak eksentris pada ujung tulang panjang
-
Tidak
ada kalsifikasi / occifikasi kecuali setelah terjadi fraktur patologis
-
Gambaran
khas : trabekulasi,berbentuk “Soap Bubble App”→40% kasus
-
Tepi
Osteolitik
-
Batas
lesi tidak tegas, reaksi tulang negatif
-
Cortex
menipis dan ekspansi
-
Lesi
dapat ekspansi ke jaringan lunak, tanpa kalsifikasi
-
Angiografi
à hypervascular, dengan banyak pembuluh darah & shunting
arteriovenosa
-
DD
: Aneurysmal Bone cyst, chondroblastoma,Fibrous Dysplasia
6.
Aneurysmal
Bone Cyst
Etiologi
tidak diketahui. Kadang2 terjadi sesudah fraktur. Terjadi pd anak2
dengan predileksi pada tulang
panjang. Pada vertebra è umur 10-20 thn, terutama pada
arcus neuralis, jarang pada corpus, kebanyakan beberapa vertebra kena.
Ro
:
-
Area
reabsorbsi tulang yang khas dengan ekspansi
tulang
-
Ukuran
lesi bervariasi 2-20 cm
-
Cortex
menipis & ekspansi
-
Tepi
endosteal berbatas tegas dengan cortex
-
“Soap
Bubble Appearance”
-
Terdapat
zona transisi antara lesi dengan medulla, kadang2 dengan sedikit sklerosis.
Sering mirip dengan osteoclastoma. Kadang2 tepi scalloped atau irreguler, tepi
sklerotik
-
Angiografi
è mirip Osteoclastoma
DD : Osteoclastoma /Giant Cell
Tumor
Tumor
ganas
1.
Osteosarcoma
·
menurut
letak (sentral,perifer)
·
menurut
lesi (osteolitik,osteosklerotik, campuran)
·
Pria
> wanita
Ro :
-
Predileksi
: distal femur, jarang tibia, sternum, costa, kepala
-
Letak
lesi : metafise / diafise
-
50%
sklerotik, dapat osteolitik, campuran (tepi tidak teratur)
-
Reaksi
periosteal è gambaran “sunburst”/”Sun Ray”
-
Khas
lain : destruksi cortex & invasi ke jaringan lunak
-
Soft
tissue swelling
-
Codman
Triangle
2.
Fibrosarcoma
5
% tumor skeletal. Low grade
pain è ± 1 thn . Sering di medulla. Metafise . 80% sekitar lutut
Ro
:
-
Khas
osteolitik
-
Di
medulla (khas area radiolusen irreguler)
-
Ekspansi cortex
-
Soft
tissue swelling (ok perluasan jaringan lunak)
-
Tidak
ada/ jarang ada reaksi periosteal
3.
Khondrosarcoma
Umur
: 30 –70 thn
Predileksi
: Pelvis, costa, proximal femur
Ro
:
-
destruksi
korteks lokal, batas tidak tegas
-
batas jaringan sehat & lesi tidak dapat
dibedakan
-
sentral tumor à kalsifikasi tidak teratur
-
erosi endosteal, scalloping
-
“pop-corn” appearance
-
Reaksi Periosteal à Lamellar
4.
Ewing
Tumor
Asal
dari medulla. Umur 5 – 20 thn
Predileksi
: tulang2 panjang
Ro
:
-
Reaksi
periosteal berlapis-lapis (Onion Skin Appearance)
-
Segitiga
Codman
-
Sklerotik
kadang2 & sebagai garis longitudinal
-
Destruksi
tulang
-
Soft
tissue swelling
5.
Sinovioma
70%
ekstremitas inferior à lutut. Kurang 30 thn . Amat ganas à cepat metastase ke KGB
Ro
:
-
Massa
jaringan lunak sekitar sendi
-
Banyak
kalsifikasi
-
destruksi
tulang irreguler dekat sendi
-
Penebalan
sinovia & erosi perlekatan kapsula
6.
MM (Multiple Mieloma)
Tumor
primer ganas sumsum tulang
Ro
:
-
Osteoporosis
à cortex menipis
-
Osteolitik
-
Punch
out lesion à multiple, bulat, tegas, intak, ukuran bervariasi
-
Tepi
dlm kortex à scalloping
-
Kadang2
lesi ekspansif & memberi gbr “soap bubble” DD : metastasis
7.
Metastasis
Dapat
osteolitik, osteoblastik. Batas tidak tegas. Tepi irreguler & kadang2 tepi
sklerotik. Predisposisi metastase urutan terbanyak :
Ø
Vertebra, iga & sternum, tengkorak & pelvis, tulang2 lain
4.
PENYAKIT
DEGENERATIF SENDI/METABOLIK
A. SPONDYLOSIS / SPONDYLOARTHROSIS
Osteo Arthritis dari Spine
Rontgen :
-
Spur
formation / osteophyte à
·
Anterior
·
Posterior
·
Lateral
-
Dapat
terjadi bridging à bamboo spine
-
Marginal
sclerosis dari corpus vertebra
-
Spur
dapat menjulang kedalam (foramen Intervertebralis à paling sering cervical (C5,C6,C7) à ggn
neurologis
Ro :
-
Khas
osteolitik
-
Di
medulla (khas area radiolusen irreguler)
-
Ekspansi cortex
-
Soft
tissue swelling (ok perluasan jaringan lunak)
-
Tidak
ada/ jarang ada reaksi periosteal
B. OSTEOARTHRITIS (OA)
-
Osteoarthrosis
à degeneratif joint disease
-
Predileksi
à mulai pada lutut
-
Wanita
> pria
Rontgen (jari2) paling sering distal
interphalangeal joint
-
Selalu
sendi menyempit
-
Permukaan
sendi irreguler
-
Herbendens
Nodes pada aspect dorsal dari basis phalang distal à spurformation
-
Subchondral
cyst like defect
Ro
(Lutut) :
-
Spur
aspek posterior patella
-
Spur
formation : condylus tibia proximal,femur
distal, eminentia
intercondyloidea tibia
-
Sendi
menyempit à aspek medial (DD.Rheumatoid :
menyeluruh sendi)
C. PSORIATIC ARTHRITIS
-
Destruksi
Predominant mengenai à distal
-
interphalangeal
joint (seperti OA)
-
Terjadi
ankylosing pada interphalangeal joint DD.
-
Rheumatoid pada interphalangeal joint
-
Ruang
sendi lebar à permukaan jelas
-
Destruksi
artritis pada interphalangeal joint dari ibu jari kaki
-
Osteoporosis
Ringan
-
Kaki
lebih jelas menunjukkan psoriatic arthritis
-
Mineralisasi
tulang tidak terganggu
D.
ANKYLOSING
SPONDYLITIS
Marie strumpells/von
bechterews/rhematoid spondylitis wanita = pria à
biasa pada orang muda Rontgen :
·
Sacro-iIiac
Joint kabur (SI) à melebar à menyempit à
sklerosing/ankylosing (bilateral)
·
Mulai
selalu di SI Joint
·
Squaring
anterior corpus vertebrae
·
Osteoporosis
umum
·
Kalsifikasi
ligamentum + paraspinal soft tissue
·
Bamboospine
·
Destruksi
discus
·
Syndesmophyte
formation
E.
RHEUMATOID
ARTHRITIS
-
Wanita
> pria
-
Multiple
& Symetris
-
Paling
sering terkena : proksimal interphalangeal joint,metacarpophalangeal
joint,wrist joint (radiocarpal), à tidak semua joint bisa terkena.
Rontgen
:
·
Periartikular
soft tissue swelling à bentuk fusiform (spindle
sharped)
·
Osteoporosis
daerah periarticular
·
Celah
sendi menyempit à destruksi rawan sendi
·
Marginal
erotion juxta articular à arthritis mutilans
·
Ankylosing
tulang + subluxatio
·
Ulnar
deviation dari jari2 à Akibat subluxatio ( flexi extensi → swan neck Appearance )
F.
GOUT
Pria > Wanita Lebih 40 thn
Rontgen :
·
Perubahan
Rontgen à baru terlihat pada serangan berulang2
·
Pada
umumnya à hanya mengenai “satu joint” metacarphalangeal joint
(tetapi sendi lain tangan & kaki bisa kena)
·
Deposit
Na. urat à tidak radioopak (tidak terlihat, hanya terlihat
periartikuler & joint swelling
·
Osteolitik
juxta artikular à kecil/besar batas tegas
·
Ada
subartikuler cystic area à tepi sklerotik à Over hanging edge,D±0,3-3 cm atau disebut PUNCHED
OUT
·
Bila
ada deposit Ca pada tophi à tophi terlihat
·
Sendi
sempit
·
Osteoporosis
kurang
FOTO KEPALA
Informasi/kelainan2 dapat :
-
Fraktur
-
Infeksi
-
Tumor
: - primer dan sekunder
-
Sinus
paranasalis Kongenital
Tanda2 peningkatan tekanan intra
kranial :
ü
Sutura
melebar
ü
Impressiones
digitatae
ü
Destruksi
sella
MEDIA
KONTRAS
-
Media
kontras è suatu bahan yg sehingga dapat
dibedakan dengan sekitarnya.
-
Kontras
berarti perbedaan densitas.
-
Diberikan
pada pemeriksaan dengan Sinar-X (Radiografi, CT-Scan, Kateterisasi
jantung/Angiografi) maupun MRI
-
Contoh : saluran pencernaan, rongga tubuh, saluran kemih/empedu,
tuba falopii, pembuluh darah, tumor, limpa, kelenjar, sumsum tulang,dll
MEDIA KONTRAS RADIOGRAFI
I.
KRITERIA
MEDIA KONTRAS :
- Mengandung
unsur dgn no.atom yg relatif tinggi/rendah, shg dpt memberi perbedaan
densitas optimal untuk keperluan diagnostik.
- Bila
disuntikkan atau diminum, toksisitasnya terhadap jaringan hrs rendah atau
tidak toksis sama sekali.
II.
PENGGOLONGAN
MEDIA KONTRAS
Secara
garis besar media kontras terbagi dua
yaitu :
1.
Media
kontras positif
-
Media
kontras yaitu bahan kontras yg membuat organ/jaringan yang diperiksa akan
menahan sinar-X lebih besar dari jaringan disekitarnya.
-
Semua
Unsur logam. Namun unsur logam yang memenuhi syarat hanyalah unsur iodium dan
2.
Media
kontras negatif
-
Media
kontras yaitu bahan kontras yg membuat organ/jaringan yang diperiksa akan
menahan sinar-X lebih sedikit dari jaringan disekitarnya.
-
Semua
Unsur gas
Contoh
: udara, oksigen, helium, CO2, nitrat dioksida dan nitrogen.
Namun
yang aman dan murah adalah UDARA
PENGGUNAAN
MEDIA KONTRAS DALAM PEMERIKSAAN SINAR-X UMUMNYA ADALAH BAHAN KONTRAS POSITIF
DALAM BENTUK SEDIAAN FARMASI
METODE
PEMBERIAN MEDIA KONTRAS
1.
Injeksi
langsung
2.
Ditelan
(ingested)
3.
Menggunakan
kateter
MEDIA
KONTRAS POSITIF
1.
Media
kontras Ionik :
-
Larut
dalam air menjadi partikel2 bermuatan listrik disebut ion.
-
Ion
positif berupa ion Natrium.
-
Ion
negatif berupa derivat benzena dengan 3 atom iodium dan karboksil bermuatan
negatif.
Terbagi
2 yaitu monomer dan dimer.
Kerugian
media kontras ionik adalah tekanan osmotik yg sangat tinggi kurang lebih 8
x tekanan osmotik fisiologis cairan
tubuh. (300 mOsm/kg air).
2.
Media
Kontras Nonionik
:
-
Bersifat
netral seperti molekul air.
-
Senyawa
media kontras Nonionik seperti
Iopamidol, iohexol, yang dipakai akhir-akhir ini rationya 3 : 1 sehingga tekanan
osmotiknya lebih rendah.
Juga terbagi 2 yaitu monomer dan
dimer.
Contoh
Media Kontras Ionik
-
Amidotrizoate
(ditrizoate)èmonomer.
o
Contoh
: Angiografin, Hypaque, Urografin, Urovison.
-
Iothalamate
è monomer.
o
Contoh
: Conray, Vasobrix, Telebrix
-
Metrizoate
è monomer.
o
Contoh
: Triosil, Isopaque.
-
Ioxaglate
è dimer.
o
Contoh
: Hexabrix
EFEK
SAMPING BAHAN KONTRAS
Prosedur-prosedur
tertentu bersifat INVASIVE SELALU
MINTA PADA PASIEN RIWAYAT DAN PERSETUJUAN SEBELUM MEMULAI
ATAU MEMBERIKAN MEDIA KONTRAS
INFORMED
CONSENT
Bentuk
persetujuan
ASPEK
YANG HARUS TERPENUHI :
-
PENJELASAN
-
PENGERTIAN
-
PERSETUJAUAN
BLOOD
WORK
LAB TESTS : Fungsi Gimjal
LAB TESTS : Fungsi Gimjal
-
WATCH THE UPPER LIMITS
-
BUN
= BLOOD UREA NITROGEN
-
Merrills
pg 214 range is 8 to 25
§
pg
242 range is 10 - 20
-
always
check with RAD when level above 20
-
CREATININE levels range:
-
pg 214
(0.6 - 1.5) pg 242 (0.05 - 1.2)
-
always
check with RAD when level above 1.2
-
Indicates
function of kidneys
-
Diseases
/ dehydration / kidney failure
EFEK SAMPING MEDIA KONTRAS
·
Angka
terjadinya efek samping umumnya berkisar 1-12%
·
Tidak
dapat diprediksi dengan menggunakan skin test
·
Physicochemical
yang berhubungan dengan efek samping :
-
Efek
arus listrik
-
Hiperosmolaritas
-
Chemotoksisitas
·
Pada
Ginjal
·
Non
Ginjal
TOKSISITAS
MEDIA KONTRAS
Toksisitas
media kontras berhubungan dgn :
1.
Kemotoksisitas
-
Tergantung
efeknya pd protein ruang ekstraseluler dan atau dlm membran sel, organ sel, dan
enzim intraseluler.
-
Ion
karboksil dlm kontras ionik è neurotoksisitasnya tinggi dlm
subarachnoid, shg media ini tdk digunakan dlm mielografi.
-
Rx
ini berhubungan dgn hidro/lipofilitas, ikatan protein dan pelepasan histamin.
2.
Osmotoksisitas
-
Akibat
hipertonitasècairan keluar dari eritrosit, sel
endotelial dan struktur lainnya.
-
Hal
ini menyebabkan rasa nyeri pada arteriografi, dilatasi pembuluh darah,
penurunan tekanan darah, dan perubahan viskositas darah.
3.
Ketidakseimbangan
ion
- Bila
kontras masuk dlm darahè ion yang berbeda-beda dgn
konsentrasi terlalu tinggi atau terlalu rendah dpt menyebabkan efek
samping.
- Fibrilasi
ventrikel dpt terjadi pada arteriografi koroner, jg dpt mempengaruhi
plasma protein.
4.
Viskositas
-
Media
kontras nonionik monomer lebih rendah viskositasnya dibanding dengan nonionik
dimer.
-
Tekanan
dan temperatur berpengaruh thd viskositas.
-
Sebaiknya
kontras digunakan pada suhu 370C atau memakai pompa injeksi mekanis
untuk pemeriksaan angiografi.
Beberapa pendapat bahwa
terjadinya reaksi akibat penggunaan media kontras disebabkan
oleh :
1.
Kecemasan
2.
Pelepasan
histamin dan serotonin
3.
Formasi
antigen-antibodi
4.
Aktivasi
komplemen dan sistem koagulasi
Resiko meningkat
-
Alergi,
terutama terhadap makanan
-
Asma
-
Ada
riwayat efek samping pada penggunaan media kontras
Mencegah
efek samping pada ginjal
Ø
Hidrasi
-
Oral
500 ml sebelum prosedur, 2,500 ml dalam 24 jam setelah prosedur
-
IV,
saline 0,9 %; dengan kecepatan 100 ml/ jam à 4 jam sebelum prosedur – 24 jam setelah
prosedur
Ø
Premedikasi
:
-
Kortikosteroid
-
Antihistamin
H1
·
Prednisone
50 mg po, 13, 7, 1 jam sebelum prosedur
+ diphenhydramine 50 mg, 1 jam sebelum prosedur
·
Methyl
prednisone 32 mg po, 12 dan 2 jam sebelum prosedur
-
Hydrocortisone
200 mg IV, 13,7& 1 jam +
diphenhyramine 50 mg IM, 1 jam sebelum prosedur
SKIN
TEST
Ø Insidensi ADR pada pasien skin
test (-) = populasi umum
Ø Skin Test (+) pada 375 orang :
-
20,3%
tidak terjadi ADR sama sekali
-
55,7%
ADR ringan à tidak perlu obat
-
23,2%
ADR sedang à dapat ditangani selama masih dimeja radiografi
-
0,8%
ADR berat
Ø Kesimpulan à Skin Test Tidak Akurat
Reaksi-Reaksi Anafilaktif
urticaria dan gatal-gatal, sampai
bronchospasma dan edema facial dan laryngeal.
Nefropati
-
Adalah
gangguan fungsi ginjal à 3 hari stlh pemberian
intravaskuler CM à tanpa ada penyebab lain
dapat ditimbulkan baik oleh peningkatan kreatinin darah lebih besar dari 25%
atau peningkatan mutlak kreatinin darah yang mencapai 0,5 mg/dL.
-
Ada tiga faktor yang terkait dengan meningkatnya risiko
nefropati yang dipengaruhi oleh medium kontras, yaitu: gangguan ginjal
sebelumnya (seperti penurunan kadar kreatinin < 60 mL/menit (1.00 mL/detik),
diabetes yang telah ada sebelumnya, dan volume intravascular yang berkurang
(McCullough, 1997); Scanlon dkk., 1999).
-
Osmolalitas bahan kontras diyakini sangat berperan dalam
nefropati
CIN
(Contrast Media Induced Nephropathy)
-
Penanda
à kadar kreatinin serum (SCr) naik:
·
>25%
dari baseline
·
44
µmol/l (0,5 mg /dl) dalam 48 – 72 jam pasca pemberian.
-
Karena
viskositas
eGFR (new test) estimated Glomerolus-Filtrate Rate
GFR<60 ml/mnt/1,73 m2
“eGFR
(ml/mnt/1,73m3) = 1,866 (SCr)-1,154 x (Usia)-0,203 x (0,742 bila wanita) x
(1,210 bila berkulit hitam)”
Untuk meminimalisir risiko terjadinya nefropati :
-
Dosis media kontras harus diupayakan serendah mungkin,
meski masih mampu ditambahkan untuk melakukan pemeriksaan .
-
Bahan kontras
bersifat non ionic
-
Media
kontras yang nonionic dan iso-osmolar.
-
Hydrasi cairan intravenous dengan larutan garam.
-
Hidrasi fluida intravenous dengan larutan garam ditambah
sodium bikarbonat.
-
N-asetilcystein (NAC). NAC, 600 mg secara oral dua kali
sehari, pada hari sebelum selama prosedur jika pelepasan kreatinin diperkirakan
lebih kecil dari 60 mL/menit (1,00 mL/detik).
Reaksi
kemotoksi
-
Pasien yang memiliki kelainan pada kelenjar gondok sering
mengalami reaksi kemotoksik setelah menjalani pemeriksaan dengan bahan kontras
-
Disebabkan
Kenaikan intake iodida
III.
PENATALAKSANAAN
TERHADAP REAKSI MEDIA KONTRAS
Dapat
diberikan secara subkutan, intramuskuler, atau intravena.
-
Reaksi
alergi akut :
urtikaria,
edema, sakit kepala, mual, muntah, nyeri perut (diare),
asthma-rhino-conjunctivitis.
Th/
: -Epinefrin 0,5 mg sc (1 mg/ml)
-Oksigen 2-6 L/mnt
-Difenhidramin 50 mg im.
-
Reaksi
anafilaktis :
takikardi,
tekanan darah tidak teratur, kulit
pucat.
Th/
: -Epinefrin 0,3-0,5 mg iv (0,1mg/ml)
-Oksigen 2-6 L/mnt
-
Anafilaktik
syok :
gelisah,
status asmatikus, respiratory arrest,
circulatory collapse, cardiac arrest.
Th/
: -Epinefrin 0,3-1,0 mg iv (0,1mg/ml)
-Oksigen 2-6 L/mnt
-Hidrokortison 250 mg iv
-Ventilasi dan intubasi yang baik
-Infus NaCl.
JENIS TINDAKAN
DIAGNOSTIK
1.
Tractus
Digestivus
Umumnya
menggunakan bahan kontras barium (encer-Padat)
Osefagus : Osefagografi à Via oral
Lambung dan Duodenum : MD foto
(Maag-Duodenum) à Via oral
Usus Halus : Follow Through à via oral
Usus Besar : Colon in Loop (Butuh
BNO)à Via Anus
Teknik Pemotretan :
Pasien
Berdiri, Supine dan Prone dengan posisi : AP,PA, lateral, dan LPO
(untuk pasien Supine) dan RAO
2.
Tractus
Urinarius
·
BNO-IVP;
Intra Venous Pieolgrafi ( Butuh BNO) : Menggunakan Bahan Kontras Secara
IV
1.
Untuk
melihat fungsi ginjal
2.
Melihat
Pelvi-caliseal system
3.
Melihat
ureter
4.
Melihat
Kantung kemih
•
Uretrosistografi
: Menggunakan bahan kontras via uretra
•
Sistografi
: Melihat Kantung Kemih à Via Uretra
•
RPG
; Retrograde Pielografi : melihat pelvis renalis hingga kantung kemih dengan kateter
3.
Sistem
Saraf
•
Mielografi
: Sum-sum tulang belakang ( Pasien Puasa) dan dikerjakan dalam semi steril
•
Ventrikulografi
: Ventrikel
•
Discografi
•
Caudografi
Catatan
: Pemeriksaan ini telah tergantikan oleh
CT-Scan Dan MRI
4.
Sistem
Reproduksi Wanita
HSG (Histero Salphingografi) =
Pemeriksaan untuk melihat Tuba Fallopi
dan ovarium
Vaginografi = Untuk melihat
vagina biasanya pada kasus-kasus fistel
Mammografi = Untuk melihat jaringan payudara
Indikasi
1.
Screening : Beberapa
negara telah menyarankan mammografi rutin (1-5 tahun sekali) bagi perempuan
yang telah melewati paruh baya sebagai metode screening untuk
mendiagnosa kanker
payudara sedini mungkin
2.
Diagnostik : untuk melihat beberapa tipe tumor dan kista,
dan telah terbukti dapat mengurangi mortalitas
akibat kanker
payudara
Pelvimetri = melihat bentuk dan
ukuran panggul (inlet dan outlet
Garis-garis Penting
-
Pelvis
inlet : dibatasi oleh promontorium sakral, linea terminalis, simfisis, crista
tulang pubis
-
Conjungata
Vera (Internal conjungata diameter) : Diukur dari pusat pusat promontorium
sakrum ke simfisis pubis.
-
External
conjungata diameter : Dari Proc.Spinosus lumbal 4-5 ke atas simfisis pubis
5. Hepato-Biliaris
1)
IV/Oral
Cholesistografi
2)
PTC
: Percutaneous Transluminal Cholesistografi
3)
ERCP
: Endoscopic Ratrograde Cholangio-Pancratografi
4)
T-Tube
Cholangiografi : Menggunakan Slang T saat operasi pengangkatan batu berlangsung
KHUSUS
Corpus Alienum ( Benda Asing)
Kelenjar air mata
(Dacrisistografi)
Kelenjar air liur ( Sialografi) :
menggunakan air yang asam (perasan jeruk) untuk merangsang pembukaan muara
kelenjar
Fistulografi : Untuk melihat
fistel (Saluran Abnormal ; bekas abses)
RADIASI
DOSIS
AMBANG RADIASI
Effective
Dose
|
Radiation
Source
|
<=
0.01 rem
|
annual
dose living at nuclear power plant perimeter; bitewing, panoramic, or
full-mouth dental x rays; skull or chest x ray
|
<=0.1
rem
|
single
spine x ray; abdominal or pelvic x ray; hip x ray; mammogram
|
<=0.5
rem
|
kidney
series of x rays; most barium-related x rays; head CT; any spine x-ray
series; annual natural background
radiation dose; most nuclear medicine brain, liver, kidney, bone, or lung
scans
|
<=1.0
rem
|
barium
enema (x rays of the large intestine); chest, abdomen, or pelvic CT
|
<=5.0
rem
|
cardiac
catheterization (heart x rays); coronaryangiogram (heart x rays); other heart
x-ray studies; most nuclear medicine heart scans CT = computerized
tomography; a specialized x-ray exam.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar