Selasa, 23 April 2013

ABORSI


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG    
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Aborsi  merupakan  salah satu topik yang selalu hangat dan menjadi perbincangan di berbagai kalangan masyarakat, di banyak tempat dan di berbagai negara, baik itu di dalam forum resmi maupun forum-forum non-formal lainnya. Sebenarnya, masalah ini sudah banyak terjadi sejak zaman dahulu, di mana dalam penanganan aborsi, cara-cara yang digunakan meliputi cara-cara yang sesuai dengan protokol medis maupun cara-cara tradisional, yang dilakukan oleh dokter, bidan maupun dukun beranak, baik di kota-kota besar maupun di daerah terpencil.
Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan ,infeksi dan eklampsia. Hal itu terjadi karena hingga saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di masyarakat. Di satu pihak aborsi dianggap ilegal dan dilarang oleh agama sehingga masyarakat cenderung menyembunyikan kejadian aborsi, di lain pihak aborsi terjadi di masyarakat. Ini terbukti dari berita yang ditulis di surat kabar tentang terjadinya aborsi di masyarakat.






B.  TUJUAN
1.    Untuk   mengetahui pengertian dari aborsi.                                                                          
2.    Untuk  mengetahui etiologi dari aborsi.
3.    Untuk  mengetahui patofisiologi  dari aborsi.
4.    Untuk  mengetahui  penggolongan  dari aborsi.
5.    Untuk  mengetahui  penatalaksanaan dari aborsi.
6.    Untuk  mengetahui penanganan dari aborsi.
7.    Untuk mengetahui efek dari aborsi.
8.    Untuk  mengetahui resiko dari aborsi.
9.    Untuk mengetahui dampak dari aborsi.











BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian
 Gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah terjadi keguguran janin; melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang dikandung itu). Secara umum, istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan, yaitu dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja maupun tidak. Biasanya dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum bulan ke empat masa kehamilan).
Aborsi adalah  Berakhirnya suatu kehamilan ( oleh akibat – akibat tertentu ) sebelum buah kehamilan tersebut mampu untuk hidup di luar kandungan / kehamilan yang tidak dikehendaki atau diinginkan.
Aborsi itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu:
1.  Aborsi spontan adalah aborsi yang terjadi secara alami tanpa adanya upaya - upaya dari luar ( buatan ) untuk mengakhiri kehamilan tersebut.
2. Aborsi buatan adalah aborsi yang terjadi akibat adanya upaya - upaya tertentu untuk mengakhiri proses kehamilan.

B.      Etiologi
Penyebab akibat segera dari aborsi spontan adalah kematian dini embrio atau janin pada kehamilan atau gangguan pada tempat implantasi, beberapa alasannya adalah kelainan plasma germinal, kelainan implantasi, penyakit maternal atau defisiensi nutrisi, abnormalitas organ-organ reproduksi, trauma fisik atau psikis, defesiensi endokrin, diskrasias golongan darah seperti factor Rh.
C.      Patofisiologi        
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua secara dalam jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blightes ovum),janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.

D.     Penggolongan Aborsi
Aborsi digolongkan menurut berbagai kriteria, sebagai berikut ;
a.       Threatened : perdarahan dalam jumlah kecil sampai sedang dengan serviks tertutup.
b.      Imminent : perdarahan dalam jumlah yang besar dengan kram uterus dan serviks terbuka sebagian.
c.       Complete : keluarnya semua hasil konsepsi setalahnya perdarahan terhenti dan tidak terlihat gejala-gejala.
d.      Incomplete : perdarahan teru-menerus, terdapat keluaran berupa jaringan, kram, dan serviks terbuka.
e.       Septic : konsepsi terinfeksi dengan uterus lunak nyeri tekan, keluaran yang berbau, perdarahan  terus-menerus, demam dan nyeri.
f.       Missed : tidak diketahuui adanya aborsi, perdarahan tidak teratur, anemia; keadaan mungkin bertahan untuk beberapa tahun.
g.      Habitual : terjadi pada wanita yang telah mengalami aborsi lebih dari tiga kali, sering disebabakan oleh serviks inkompeten.

E.      Penatalaksanaan
Tujuan pelaksanaan adalah untuk mencegah kerusakan pada ibu dan menyelamatkan kehamilan. Sampai saat tersebut berakhir, penatalaksanaan meliputi observasi ketat terhadap semua keluaran vagina, dukungan emosional, tindakan untuk meningkatkan relaksasi, dan lingkungan yang aman dan tenang. Bila aborsi spontan adalah incomplete, dilakukan persiapan untuk mengeluarkan semua hasil konsepsi dari dalam uterus. Biasanya dilakukan tindakan bedah kuretase dan dilatasi (K dan D). Dengan pasien dianestesi, serviks dibuk dengan sonde tumpul, atau dengan dilator, utnuk memperbesar ukuran. Kavitas uterus dikerok dengan alat kuret untuk meruntuhkan jaringan yang menyebabkan sinus-sinus darah terbuka. Posoperatif, pasien  diawasi dengan ketat terhadap tanda-tanda perdarahan, infeksi, rasa nyeri, retensi urine, nafsu makan, dan proses berkabung. Diberikan cairan, obat-obat analgesic, makanan ringan, aktivitas ringan, dan dukungan emosional. Wanita yang mengalami aborsi hibitus karena inkompeten serviks mungkin menjalani operasi shirodkar-Barter. Operasi ini dilakukan pada usia gestasi sekitar 15-18 minggu, saat suture purse-string dipasang disekitar serviks. Suture tersebut mungkin dilepaskan untuk memungkinkan persalinan pervagina atau tetap dibiarkan, kalau dilakukan persalinan cesarean. Bila infasi organism pathogen manyebabkan aborsi septic, pasien diberikan tirah baring dengan terapi cairan intravena dan antibiotic. Bila kondisinya telah stabil, D dan K dilakukan untuk membuang jaringan yang terinfeksi.

F.       Penanganan
Setelah diagnosis missed abortion dibuat, timbul pertanyaan apakah hasil konsepsi perlu segera dikeluarkan. Tindakan pengeluaran itu tergantung dari berbagai faktor, seperti apakah kadar fibrinogen dalam darah sudatr mulai turun. Hipofibrinogenemia dapat terjadi apabila janin yang mati lebih dari I bulan tidak dikeluarkan. Selain itu faktor mental penderita perlu diperhatikan karena tidak jarang wanita yang bersangkutan merasa gelisah, mengetahui ia mengandung janin yang telah mati, dan ingin supaya janin secepatnya dikeluarkan.

G.    Efek Aborsi
Pada kasus aborsi terdapat efek dari aborsi. Efek aborsi di bagi menjadi 2 yaitu :
1. Efek Jangka Pendek
Rasa sakit yang intens, terjadi kebocoran uterus, pendarahan yang banyak, infeksi, bagian bayi yang tertinggal di dalam, shock/Koma, merusak organ tubuh lain, kematian.
2. Efek Jangka Panjang
Tidak dapat hamil kembali, keguguran kandungan, kehamilan tubal, kelahiran premature, gejala peradangan di bagian pelvis, hysterectomy.

H.     Resiko aborsi
Aborsi memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap kesehatan maupun keselamatan hidup seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa seseorang yang melakukan aborsi ia ” tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang “. Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi berisiko kesehatan dan keselamatan secara fisik dan gangguan psikologis.
Risiko kesehatan dan keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi adalah ; kematian mendadak karena pendarahan hebat, kematian mendadak karena pembiusan yang gagal, kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan, rahim yang sobek (Uterine Perforation), kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya, kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita), kanker indung telur (Ovarian Cancer), kanker leher rahim (Cervical Cancer), kanker hati (Liver Cancer), kelainan pada ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada kehamilan berikutnya, menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy), infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease), infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis).
I. Dampak Aborsi
1.Timbul luka-luka dan infeksi-infeksi pada dinding alat kelamin dan merusak organ-organ di dekatnya seperti kandung kencing atau usus.
2.Robek mulut rahim sebelah dalam (satu otot lingkar). Hal ini dapat terjadi karena mulut rahim sebelah dalam bukan saja sempit dan perasa sifatnya, tetapi juga kalau tersentuh, maka ia menguncup kuat-kuat. Kalau dicoba untuk memasukinya dengan kekerasan maka otot tersebut akan menjadi robek.
3.Dinding rahim bisa tembus, karena alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim.
4.Terjadi pendarahan. Biasanya pendarahan itu berhenti sebentar, tetapi beberapa hari kemudian/ beberapa minggu timbul kembali. Menstruasi tidak normal lagi selama sisa produk kehamilan belum dikeluarkan dan bahkan sisa itu dapat berubah menjadi kanker.












BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan.Abortus ada 2 macam, baik itu spontan maupun buatan. Dan masing-masing dari abortus ini terbagi lagi. Sehingga ada banyak bentuk-bentuk abortus yang kita temui.
            Ada banyak faktor yang mempengaruhi abortus dalam kehamilan baik itu dari faktor ibu, bapak, janin dan faktor-faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya abortus atau kehamilan yang tidak dapat dipertahankan.


B.     SARAN
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah:
1.         Kepada mahasiswa dapat lebih meningkatkan pengetahuannya mengenai hal-hal yang patologi dalam kehamilan khususnya abortus dalam kehamilan.
2.      Kepada instansi kesehatan maupun pemerintah dapat meningkatkan program kesehatan masyarakat, seperti penyuluhan dan upaya deteksi dini terhadap kehamilan-kehamilan yang beresiko.





DAFTAR PUSTAKA
Persis Mary Hamilton. 2007. Dasar-dasar keperawatan maternitas edisi 6. Buku kedokteran. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar