BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar belakang
Kehamilan merupakan sebuah anugrah
yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada hamba-Nya, sepasang suami istri yang
telah menikah sering kali mendambakan hadirnya buah hati di tengah-tengah
mereka.
Kehamilan adalah
proses dimana sperma menembus ovum sehingga terjadinya konsepsi dan fertilasi
sampai lahirnya janin. Namun, seringkali dalam tahap perkembangan kehamilan
terjadi sebuah “kelainan” atau ke-abnormalan. Salah satunya adalah perdarahan.
Perdarahan
sebelum persalinan atau perdarahan antepartum adalah perdarahan lewat jalan
lahir yang terjadi pada usia kehamilan lebih dari 22 minggu (trimester dua dan
tiga) dan saat persalinan sebelum bayi lahir. Kondisi ini lebih berbahaya
hingga membutuhkan penanganan khusus. Umumnya perdarahan berasal dari kelainan
plasenta (ari-ari).
Perdarahan
selama kehamilan (perdarahan antepartum) merupakan salah satu masalah yang
dikhawatirkan ibu hamil. Perdarahan bisa terjadi saat awal keamilan hingga saat
menjelang persalinan. Salah satu penyebab perdarahan nyawa ibu hamil dan jann
adalah perdarahan yang disebabkan letak ari-ari /plasenta. dimana letak
plasenta berada pada posisi yang tidak normal/ menutup jalan lahir (mulut rahim
/serviks) pada segmen bawah rahim pada kehamilan lebih dari 20 minggu dinamakan
plasenta previa.
I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah plasenta prefia ini
adalah :
1. Agar
mahasiswa mampu mengetahui defenisi dari plasenta previa
2. Agar
mahasiswa mampu mengetahui etiologi dari
plasenta previa
3. Agar
mahasiswa mampu mengetahui klasifikasi dari plasenta previa
4. Agar
mahasiswa mampu mengetahui Patofisiologi (pathway) dari
plasenta previa
5. Agar
mahasiswa mampu mengetahui dtanda dan gejala dari plasenta previa
6. Agar
mahasiswa mampu mengetahui Penatalaksanaan Medis dan
Keperawatan dari plasenta previa
BAB II
PEMBAHASAN
II.1
Defenisi
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi
pada tempat abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian/
seluruh jalan lahir.
Plasenta previa adalah plasenta yang
letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi
sebagian atau seluruh osteum uteri interim, Pada keadaan normal plasenta
terletak dibagian atas uterus .
Menurut Prawiroharjo
(1992), plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan lahir (prae = di
depan ; vias = jalan). Jadi yang dimaksud plasenta previa ialah plasenta yang
implantasinya tidak normal, rendah sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian
ostium internum.
Menurut Cunningham
(2006), plasenta previa merupakan implantasi plasenta di bagian bawah sehingga
menutupi ostium uteri internum, serta menimbulkan perdarahan saat pembentukan
segmen bawah rahim.
II.
2 Etiologi
Belum
diketahui pasti namun beberapa factor resiko yang dapat menyebabkan plasenta
prefia antara ain :
·
Pernah melahirkan sebelumnya
·
Pernah operasi sesar
·
Pernah dilakukan kureatase atau operasi
pada rahim (pengangkatan miom)
·
Pernah mengalami plasenta prefia
sebelumnya.
·
Usia 35 tahun keatas
·
Merokok etnis asia
·
Saat ini mengalami kehamilan kembar
II.
3 Klasifikasi
Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanya jaringan
plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu, yaitu:
·
plasenta
previa totalis : bila seluruh pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta,pembukaan
4-5 cm, teraba plasenta menutupi seluruh ostea.
·
plasenta
previa lateralis : bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh
plasenta,
·
plasenta
previa marginalis : bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan
jalan lahir,
·
plasenta
previa letak rendah : bila plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan
jalan lahir.
II.4 Patofisiologi (pathway)
Seluruh
plasenta biasanya terletak pada segmen atau uterus. Kadang-kadang bagian atau
seluruh organ dapat melekat pada segmen bawah uterus, dimana hal ini dapat
diketahui sebagai plasenta previa. Karena segmen bawah agak merentang selama
kehamilan lanjut dan persalinan, dalam usaha mencapai dilatasi serviks dan
kelahiran anak, pemisahan plasenta dari dinding uterus sampai tingkat tertentu
tidak dapat dihindarkan sehingga terjadi pendarahan.
Etiologi, kehamilan lanjut dan
persalinan
Segmen bawah melebar dan menipis
Pembukaan serviks
Plasenta menempel di segmen
bawah/plasenta lepas dari dinding uterus
Sinus uterus robek
Perdarahan
II.5 Tanda dan Gejala
Menururt FKUI
(2000), tanda dan gejala plasenta previa diantaranya adalah:
Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya dan berulang
Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya dan berulang
a. Darah
biasanya berwarna merah segar.
b. Terjadi
pada saat tidur atau saat melakukan aktivitas.
c. Bagian
terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan letak janin.
d. Pendarahan
pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal, kecuali bila
dilakukan periksa dalam sebelumnya. Tetapi perdarahan berikutnya (reccurent
bleeding) biasanya lebih banyak.
II.6 Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
Apabila
plasenta previa menutupi jalan lahir baik total maupun sebagian maka tindakan
bedah sesar merupakan pilihan paling aman. Jika plasenta tidak menutupi mulut
rahim (plasenta marginalis atau letak rendah) maka pesalina pervaginam bisa
dilakukan selama tidak ada perdarahan banyak saat persalinan. Masalah yang
sering terjadi adalah jika terjadi perdarahan saat janin belum cukup bulan (38
minggu) maka tindakan persalinan dapat dilakukan jika perdarahan berulang dan
banyak. Maka umumnya dokter akan memberikan obat pematangan paru bagi janin.
Apabila perdarahan berhenti maka dapat dilakukan tindakan konservatif (persalinan
ditunggu hingga janin cukup bulan)
Penatalaksanaan medic dapat dilakukan dengan :
a. Jika
kehamilan < 36 minggu
·
Perdarahan sedikit : istirahat baring dan
farmakologi, jika perdarahan berkurang : obat oral dan USG, jika perdarahan
masih ada lanjutkan farmakologi.
·
Perdarahan bnyak : infuse, farmakologi,
pemeriksaan HB, leukosit, dan golongan darah, siapkan darah dan persiapan sc
b. Jika
kehamilan > 36 minggu
Jika perdarahan banyak infuse,
farmakologi, pemeriksaan HB, leukosit, dan golongan darah, siapkan darah dan
persiapan sc.
Menurut Wiknjosastro (2005),
penatalaksanaan yang diberikan untuk penanganan plasenta previa tergantung dari
jenis plasenta previanya yaitu:
a. Kaji kondisi fisik klien
b. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
c. Menganjurkan klien istirahat
d. Mengobservasi perdarahan
e. Memeriksa tanda vital
f. Memeriksa kadar Hb
g. Berikan cairan pengganti intravena RL
h. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus masih premature
i. Lanjutkan terapi ekspektatif bila KU baik, janin hidup dan umur kehamilan < 37 minggu.
a. Kaji kondisi fisik klien
b. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
c. Menganjurkan klien istirahat
d. Mengobservasi perdarahan
e. Memeriksa tanda vital
f. Memeriksa kadar Hb
g. Berikan cairan pengganti intravena RL
h. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus masih premature
i. Lanjutkan terapi ekspektatif bila KU baik, janin hidup dan umur kehamilan < 37 minggu.
BAB III
PENUTUP
III.1
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari makalah plasenta prefia ini adalah :
1. Plasenta previa adalah keadaan dimana
plasenta berimplantasi pada tempat abnormal yaitu pada segmen bawah rahim
sehingga menutupi sebagian/ seluruh jalan lahir.
2. Belum diketahui pasti namun beberapa
factor resiko yang dapat menyebabkan plasenta prefia antara ain : Pernah
melahirkan sebelumnya , Pernah operasi sesar , Pernah dilakukan kureatase atau
operasi pada rahim (pengangkatan miom), Pernah mengalami plasenta prefia
sebelumnya, Usia 35 tahun keatas , Merokok, etnis asia , Saat ini mengalami
kehamilan kembar .
3.
Klasifikasi
plasenta prefia antara lain :
plasenta
previa totalis
: bila seluruh pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta,pembukaan 4-5 cm,
teraba plasenta menutupi seluruh ostea, plasenta
previa lateralis : bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh
plasenta, plasenta previa marginalis
: bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan jalan lahir, plasenta previa letak rendah : bila
plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan jalan lahir.
4.
Seluruh plasenta biasanya terletak pada segmen atau
uterus. Kadang-kadang bagian atau seluruh organ dapat melekat pada segmen bawah
uterus, dimana hal ini dapat diketahui sebagai plasenta previa. Karena segmen
bawah agak merentang selama kehamilan lanjut dan persalinan, dalam usaha
mencapai dilatasi serviks dan kelahiran anak, pemisahan plasenta dari dinding
uterus sampai tingkat tertentu tidak dapat dihindarkan sehingga terjadi
pendarahan
5.
Tanda dan gejala :yang dapat timbul antara lain : Darah
biasanya berwarna merah segar, Terjadi pada saat tidur atau
saat melakukan aktivitas, Bagian terdepan janin tinggi (floating),
sering dijumpai kelainan letak janin, Pendarahan pertama
(first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal, kecuali bila dilakukan
periksa dalam sebelumnya. Tetapi perdarahan berikutnya (reccurent bleeding)
biasanya lebih banyak.
6.
Apabila
plasenta previa menutupi jalan lahir baik total maupun sebagian maka tindakan
bedah sesar merupakan pilihan paling aman.
III.2
Saran
Keadaan perdarahan sebelum
persalinan merupakan keadaan yang dapat berakibat fatal jika tak mendapatkan
penangan intensif, karena itu dalam hal ini para perawat sebaiknya cermat
melihat kondisi pasien misalnya pendarahan pada plasenta prefia, agar jika
terjadi keadaan darurat dapat segera tertangani.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho
Taufan. 2011. “Asuhan Keperawatan
Maernitas, Anak, Bedah, dan Penyakit
Dalam”. Yogyakarta : Nuha medika.
Nugroho
Taufan. 2010. “Buku Ajar Obstetric Untuk
Mahasiswa Kebidanan” Yogyakarta :
Nuha Medika.
Rahmawati,
E.N. 2011. “Ilmu Praktis Kebidanan” Surabaya
: victory inti cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar